Find Us On Social Media :

Awalnya Dikira Guru, Netizen Kaget Tahu Identitas Wanita yang Begitu Dihormati Siswa ini, Kisahnya Bikin Menangis

By Aji Bramastra, Jumat, 6 Oktober 2017 | 00:36 WIB

Siswa begitu menghormati tukang sapu sekolah mereka.

Grid.ID - Video ini beredar di media sosial belakangan dan membuat banyak netizen terharu.

Di sebuah sekolah, sejumlah siswa duduk di lantai.

Di depan mereka, duduk seorang wanita di kursi.

Dalam video, para siswa kompak mengucapkan rasa terima kasih mereka kepada wanita tersebut.

( BACA : Arifin Ilham Umumkan Istri Ketiganya Lewat Facebook, Gini Komentar Netizen )

Para siswa begitu menghormatinya.

Tapi, netizen lantas terkejut setelah mengetahui siapa identitas wanita itu.

Bukan, wanita itu ternyata bukan kepala sekolah atau seorang pejabat negara.

Bukan pula seorang guru yang hendak pensiun.

( BACA : VIDEO : Parah! Wanita Ini Menerima Tantangan Menggunakan Vibrator di Celana Dalamnya Ketika Belanja, Begini Reaksinya )

Wanita itu hanyalah seorang tukang sapu sekolah.

Netizen kaget mengetahui mengapa seorang tukang sapu skeolah begitu dihormati para siswa.

Ternyata, seremoni itu dilakukan para siswa, setelah mendengar tukang sapu mereka pamit untuk tidak bekerja lagi.

Alasannya, membuat para siswa sedih.

Wanita itu mengundurkan diri, karena mengidap kanker.

Auntie Dang, ataui kira-kira, Emak Dang, begitu para siswa di Ubon Ratchathani, Thailand, memanggilnya.

"Kami berterima kasih, engkau tak hanya mengurusi sekolah ini, tapi juga kami semua," ujar seorang perwakilan siswa.

"Kini engkau harus beristirahat karena kesehatan. Tolong maafkan segala perilaku kami, yang sering membuat kelas kotor," ujarnya lagi.

Yang lebih mengharukan, adalah kata-kata yang diucapkan oleh Auntie Dang, kepada para siswa.

"Kalian semua begitu baik hati,"

"Aku ini hanya tukang sapu. Kalian tak perlu melakukan ini. Tak ada yang pernah melakukan ini padaku. Terima kasih semuanya," ujar Dang.

Video ini diambil pada 27 September 2017, dan menjadi viral.

Banyak netizen terharu, karena para siswa itu tak sedikitpun menganggap orang dengan pekerjaan tukang sapu, tak layak mendapatkan penhormatan. (*)