Laporan wartawan Grid.ID, Anita Rohmatur Rizki
Grid.ID - Kanker merupakan penyakit mematikan yang banyak ditakuti oleh masyarakat.
Tidak terbatas pada kalangan tertentu saja, kanker dapat menyerang siapa saja.
Penyebab kanker memang beragam.
Namun, salah satunya adalah kelebihan berat badan.
Obesitas disebut-sebut menjadi salah satu penyebab peningkatan risiko kanker.
(BACA JUGA: Simpel, Bisa Masuk Kantong. Ini Dia Penampakan Laptop Terkecil di Dunia)
Dilansir Grid.ID dari forbes.com, hampir 48% masyarakat Amerika belum menyadari bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko kanker.
Hal ini disebutkan oleh survei oleh American Institute for Cancer Research (AICR).
Dua studi yang baru-baru ini diterbitkan lebih jauh menekankan hubungan antara kelebihan berat badan dan kanker.
Center for Disease Control and Prevention (CDC)'s Mortality and Morbidity Weekly Report (MMWR) mengatakan 40% dari semua jenis kanker merupakan kanker terkait obesitas.
(BACA JUGA: Video Klip OST Film Ayat-ayat Cinta 2 Resmi Rilis, Krisdayanti Bernyanyi dengan Sepenuh Hati)
Menurut nternational Agency for Research on Cancer (IARC), ada 13 kanker yang memiliki keterkaitan dengan lemak tubuh yang berlebih:
1. kanker kerongkongan
2. kanker payudara (pada wanita pascamenopause)
3. kolon atau rektum kanker
4. kanker endometrium (rahim)
5. kanker kandung empedu
(BACA JUGA: Alamak Jadi Terkenal, 4 Seleb Ini Rajin Banget Tutup Kolom Komentar, Udah Bosen Jadi Artis ya Mbak Mas?)
6. kanker perut (gaster cardia0
7. kanker ginjal (sel ginjal)
8. kanker hati
9. meningioma
10. multiple myeloma
11. kanker ovarium
12. kanker pankreas
13. kanker tiroid
(BACA JUGA: Unik! Teknologi Ini Mampu Melawan Hukum Alam. NO 4 Keren)
Data Statistik Kanker Amerika Serikat menemukan bahwa dari tahun 2005 sampai 2014 insiden semua kanker yang kelebihan berat badan dan obesitas (kecuali untuk kanker kolorektal) meningkat secara signifikan di antara orang berusia 20 sampai 74 tahun.
Jadi, jika kita ingin melakukan pencegahan kanker, tidak ada salahnya jika kita juga mengutamakan penurunan berat badan.
Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
(*)