Sementara ibunya, Andi Nurhadi Petta Bau adalah seorang ibu rumah tangga biasa.
Dia lalu bercerita, untuk menambah biaya sekolahnya, sejak umur sembilan tahun atau kelas tiga sekolah dasar, Amran kecil sudah banting tulang.
(BACA: Q & A With Najwa Shihab, Mulai Dari Tips Awet Muda Sampai Keinginan Jadi Menteri Dan Ketua KPK)
Dia bekerja menjual batu gunung ke proyek di daerahnya, yang saat itu sedang ada pembangunan pabrik gula.
Hobi blusukannya membuat Amran kerap melihat gambaran masa kecilnya itu.
Amran mengaku kerap prihatin apabila masih ada orang yang tidak peka dengan kondisi sosial di sekelilingnya.
Gambaran kondisi masyarakat, lanjutnya, kerap membuatnya trenyuh dan pada akhirnya sering membagikan rezeki yang diperoleh.
"Saya sudah lebih dari cukup dikasih Allah.
Sangat lebih dari cukup.
Sangat jauh (dari yang saya kira)," ungkapnya.
Terkait "nyinyiran" masyarakat yang menuding hal itu sebagai pencitraan, Amran hanya menjawab singkat.