Dari situ muncul data-data yang tersusun rapi dan bisa dianalisis terkait pola tidur si pengguna.
Hal yang lebih mengerikan, menurut Robert Heaton, eksploitasi ini bisa menampilkan siapa saja pengguna WhatsApp yang paling intens berhubungan dengan kita.
Caranya dengan mencocokkan pola aktivitas online kontak A dan kontak B di WhatsApp.
7 Seleb yang Mudah Populer dengan Satu Bagian Tubuh Tertentu, No. 7 Lidah!
Jika polanya benar-benar sama dan mereka diketahui saling kenal, kemungkinan besar mereka chatting dengan intens di WhatsApp.
Menurut Robert, eksploitasi ini mudah dikembangkan untuk skala lebih besar.
Dengan begitu, oknum tertentu bisa menjual data analisis dari eksploitasi WhatsApp ke para pengiklan atau perusahaan pihak ketiga.
Misalnya saja perusahaan obat tidur yang menyasar orang-orang dengan pola tidur buruk.
Dulu Tomboy, Penampilan Anak Sulung Adjie Massaid Sekarang Bikin Pangling!
Data analisis dari eksploitasi WhatsApp ini tentu sangat berguna bagi mereka.
Demikian keterangan Robert melaui website pribadinya dalam kolom 'Tracking friends and strangers using WhatsApp'.
Meski kabar ini telah beredar secara luas hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi langsung dari pihak Whatsapp. (*)