Find Us On Social Media :

Viral Lewat WhatsApp, Pisang Mengandung Darah HIV, Bisakah? Ini Penjelasan Ahli

By Aji Bramastra, Kamis, 12 Oktober 2017 | 23:21 WIB

Isu pisang HIV, sudah dipastikan hoax

Grid.ID - Sebuah foto dan tulisan tentang bahaya beli pisang di pasaran, sedang bertebaran di media sosial, termasuk via WhatsApp.

Postingan ini memang cukup mengerikan.

Isinya, soal adanya pisang yang diam-diam disuntik dari luar oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

Pisang itu disuntik darah dari penderita HIV AIDS.

( BACA : Mita The Virgin Tampil Seksi Setelah Jadi DJ? Ini Dia Pengakuannya )

Nah, disebutkan pula, pisang itu dijual di pasaran.

Tak hanya tulisan, postingan itu dilengkapi foto pisang yang dimaksud.

Di foto, pisang itu terlihat dalam kondisi sudah dikupas sebagian.

Ada titik-titik merah di pisang tersebut, menandakan bahwa titik-titik itu adalah darah.

( BACA : Nggak Nyangka! Ternyata Tas yang Ditenteng Istri Raffi Ahmad Kembaran dengan Laki-laki Ini, Siapa ya Kira-kira? )

Sayangnya, postingan ini lantas dipercaya mentah-mentah oleh netizen.

Banyak yang membagikan pesan ini.

Lalu benarkah postingan ini, atau hanya sekadar hoax ?

Postingan ini adalah sebetulnya adalah hoax lawas yang beredar sejak 2015.

( BACA : 7 Seleb yang Mudah Populer dengan Satu Bagian Tubuh Tertentu, No. 7 Lidah! )

Saat itu, seorang wanita asal Colorado, Amerika Serikat, membagikan foto ini lewat Facebook pada 7 November 2015.

Titik merah itu sebenarnya adalah bakteri di pisang. 

Kondisi pisang seperti ini dinamakan mokillo, di mana ada bakteri yang menyebabkan daging pisang itu akhirnya berwarna merah.

Masalah mulai timbul ketika pada 9 November 2015, seorang wanita bernama Anna Aquavia menyebarkan foto ini dan memberi bumbu-bumbu berita bohong.

Ia menulis, ada orang yang menyuntikkan darah ke pisang.

Dari sini lah kabar hoax ini beredar.

Yang lebih penting, adalah penjelasan para ahli.

Dikutip Grid.ID dari Snopes.com, para ahli menyebut, sangat jarang terjadi, dan hampir tidak mungkin virus HIV menular melalui makanan.

Virus itu akan cepat mati ketika berada di luar tubuh manusia.

Nah, sudah tahu kan kalau itu ternyata berita hoax?

Jangan mudah menyebarkan berita nggak jelas ya! (*)