Find Us On Social Media :

Alasan Kemanusiaan, Arsitek Jepang Ini Bangun 5 Rumah Kertas di 5 Negara

By Afif Khoirul M, Jumat, 13 Oktober 2017 | 18:53 WIB

Gereja di Selandia Baru

Laporan wartawan Grid.ID, Husna Rahmayunita

Grid.ID - Seorang arsitek asal Jepang bernama Shigeru Ban membangun hunian di daerah yang dilanda bencana.

Selama 20 tahun Ban melakukan pekerjaan kemanusiaan dengan membangun rumah dari bahan-bahan terjangkau maupun barang-barang yang sudah dipakai seperti kardus, rak botol minuman dan kontainer bekas.

Ia tak hanya fokus pada  ruang bangunan tapi juga kesan estetik dari bangunan tersebut agar penghuni nyaman menempati rumah tersebut.

Tak tanggung-tanggung Ban telah memebangun banyak bangunan di beberapa negara, tak hanya di Jepang saja.

( BACA : Dilamar Keponakan Jusuf Kalla, Begini Penampilan Pembalap Ini dengan Berbagai Warna-warni Lipstik, Cantiknya Kebangetan! )

Dilansir dari laman nolisoli.ph, berikut rangkuman bangunan yang telah dibangun Ban selama 2 dekade terakhir.

1. Rumah Kertas di Jepang

Pada tahun 1995 ban menbangun rumah kertas di Jepang.

Pondasi rumah tersebut dibangun dari rak botol minuman dan dindingnya dibuat dari tabung kertas tebal 4mm.

( BACA : Bukan Nyeri Haid, Ini Penjelasan Rasa Sakit Endometriosis yang Bisa Dialami Para Wanita )

2. Rumah Hunian di Filipina

Setelah Badai yang merusak kwasan Haiyan, Filipina, Ban dibantu mahasiswa Universitas San Carlos, Cebu, Filipina membangun rumah untuk pengungsi.

Rumah tersebut dibangun dari gulungan kertas panjang dan, rak botol minum dan bahan alami lainnya seperti bambu.

3. Gereja di Selandia Baru

( BACA : Anies Baswedan Ungkap Orang di Balik Pembuatan Seragam Para Gubernur, Tersentuh Banget! )

Di Christchurch, Selandia Baru, Ban merancang katedral 700 tempat duduk setelah gempa 2011 menghancurkan katedral asli. Tabung karton dan wadah yang dibeli secara lokal adalah bahan utama yang digunakan untuk membangun katedral yang masih berpola setelah yang asli.

4. Gedung Konser di Italia

Saat gempa dahsyat melanda L'Aquila, Italia pada tahun 2009, Ban merancang sebuah ruang konser seukuran 230 m untuk kota musik tersebut.

Ban menggunakan kardus pilar dan dinding menggunakan karung pasir dan menyembunyikannya dengan kain merah serta tirai sebagai pemisah di area pengungsian.

5. Museum di New York

Selain arsitektur sementara, Ban juga telah membuat ruang pameran.

The Nomadic Museum dibangun dengan van kontainer dari lokasi saat ini bersama dengan pilar tabung kertas.

Museum ini dibangun di New York tahun 2005, kemudian di Los Angeles tahun 2006, dan Tokyo tahun 2007.

(*)