Kapsul tersebut mengandung sukralosa dan acesulfame K dan harus diminum tiga kali sehari selama dua pekan.
Kelompok peserta lain diberikan kapsul plasebo.
Setelah penelitian selesai, tes menunjukkan mereka yang mengonsumsi pemanis buatan mengalami gangguan kemampuan tubuh untuk mengelola glukosa, yang berdampak langsung pada terjadinya diabetes tipe dua dalam jangka panjang.
Gula darah peserta juga secara signifikan meningkat setelah mengonsumsi pemanis buatan, di mana peptida baik mereka, yang mencegah kenaikan tingkat glukosa darah setelah makan dan minum, juga terganggu.
Walau demikian, studi ini masih dianggap kurang mewakili dan perlu dibuktikan dalam penelitian berskala besar.
(BACA : WOW! Ayu Ting Ting dan Luna Maya Ternyata Pernah Pakai Busana yang Mirip, Lebih Kece Gaya Siapa nih? )
Selain itu, meski diabetes tidak bisa disembuhkan, diagnosis dini sangat penting agar diabetes dapat segera ditangani.
Pendeteksian dini memungkinkan kadar gula darah penderita diabetes untuk dikendalikan.
Tujuan pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan keseimbangan kadar gula darah dan mengendalikan gejala untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Mengubah gaya hidup juga bisa mengendalikan gejala-gejala diabetes tipe 2, misalnya dengan menerapkan pola makan sehat, teratur berolahraga, membatasi konsumsi minuman beralkohol, serta berhenti merokok.
Jenis diabetes ini merupakan penyakit yang progresif.
Karena itu, penderita diabetes tipe 2 umumnya akan membutuhkan obat-obatan untuk menjaga keseimbangan kadar gula darahnya.
Diabetes dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi jika diabaikan.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh. (*)
( Intisari / Agus Surono )
Artikel ini pernah tayang di intisari.grid.id dengan judul "Pemanis Buatan, Memang Rendah Kalori Namun Justru Memicu Diabetes. Benarkah?"