Find Us On Social Media :

Dokter Salah Mengambil Keputusan, Ibu Dan Bayinya Meninggal Sesaat Setelah Proses Persalinan

By Afif Khoirul M, Sabtu, 14 Oktober 2017 | 23:55 WIB

Wanita ini memilih meninggal demi anaknya

Grid.ID - Menjadi seorang dokter merupakan profesi mulia namun menantang.

Dokter merupakan kepanjangan tangan tuhan, lantaran ia membantu menyembuhkan orang yang sakit.

Tapi menjadi seorang dokter tidaklah mudah.

Perlu biaya tidak sedikit untuk sekolah kedokteran.

( BACA : Punya Anak Perempuan, Bams Eks 'Samsons' Ingin Jadi Ayah Posesif )

Maka hanya sedikit orang yang mampu dan kompeten di bidangnya yang bisa menjadi dokter.

Dilansir reporter Grid.ID dari Viral 4 Real.

Seorang netizen bernama Jairille Dimacali asal Filipina menceritakan pengalamannya yang diunggah di Facebook.

Ia menceritakan kejadian yang menimpa adik perempuannya.

( BACA : Wanita Ini Tampak Bahagia Berfoto Selfie Dengan Pacarnya Yang Sudah Menjadi Mayat )

Saat itu adik perempuannya sedang hamil 6 bulan.

Namun adiknya yang sedang hamil itu mendadak sakit.

Ia dan keluarganya lantas membawa adik perempuannya itu ke rumah sakit.

Sesampainya disana dokter memeriksa wanita hamil tersebut dan menyatakan bahwa ia terkena hidrops fetalis.

( BACA : Sama-sama Viral karena Berkonflik dengan Oknum TNI, Gini Perbedaan Nasib Bimantoro dan Andre  )

Hidrops fetalis adalah kondisi serius pada janin yang ditandai masuknya cairan ke dalam dua atau lebih rongga pada jaringan tubuh janin.

Itu sangat berbahaya bagi bayi yang dikandungnya.

Dan saudara perempuan Jairille membutuhkan pertolongan medis segera.

Dokter mengatakan bahwa mau tidak mau wanita hamil itu harus melahirkan walau usia kandungannya baru 6 bulan.

Sedangkan metode terbaik untuk melahirkan bayi yang terkena hidrops fetalis adalah bedah caesar.

Namun, dalam kasus korban, para dokter bersikeras untuk melahirkan bayi itu secara normal.

Keluarga pasien mempercayai keputusan dokter tersebut dan segera melakukan proses persalinan dan perawatan medis kepada pasien.

Bahkan dokter tidak mengizinkan keluarga untuk melihat pasien.

Sampai suatu saat dokter meminta kepada keluarga untuk memulangkan korban dari rumah sakit karena dia 'memiliki masa sulit'.

Namun keluarga korban terkejut ketika mereka diperlihatkan sebuah kardus berisi mayat bayi wanita hamil tadi.

Belum cukup rasa sedih keluarga itu, dokter juga mengatakan bahwa ibu bayi tersebut sedang dalam kondisi kritis.

Keluarga lantas melihat wanita itu dan betapa berbedanya dia sebelum dan sesudah melahirkan.

Kulit dan matanya menjadi kekuningan, sementara seluruh tubuhnya dan perutnya bengkak.

Dia perlahan menjadi lemah sebelum meninggal beberapa hari kemudian.

Keluarga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada korban, karena dia sangat sehat sebelum melahirkan.

Pihak keluarga menuduh bahwa dokter yang menanganinya salah mengambil keputusan medis dan menyebabkan ibu dan bayinya meninggal.

(*)