Find Us On Social Media :

Mau Bilang Putus Tapi Masih Nggak Tega? Ini loh Cara yang Benar Menyampaikannya

By Fahrisa Surya, Minggu, 15 Oktober 2017 | 22:31 WIB

Mengakhiri hubungan

Grid.ID - Dalam suatu hubungan tidak selalu mengalami rasa manis dan berbunga-bunga.

Kadang pahit dalam berhubungan juga harus dilalui.

Bahkan sampai harus terjadi perpisahan.

Mengakhiri hubungan bukan hal yang mudah, terutama bila masih ada rasa kasihan dengan pasangan.

(BACA: Ular Ini Punya Perut Besar, Buncit Bukan karena Santapan Makan Siang, Ternyata Ini Isinya. . . .)

Bila kamu pernah mengalam situasi tersebut, pasti memahami bagaimana merasa tertekannya untuk membuka pembicaraan. 

Apakah mengucapkan putus sebelum makan malam? Setelah makan malam? Ataukah bertemu di suatu tempat, dan kemudian berpisah jalan setelah kata putus?

Lantas, bagaimana cara terbaik untuk mengucapkan kata putus?

Menurut riset dari Brigham Young University dan University of South Alabama, sebagian besar orang memilih pendekatan langsung ketika menerima berita buruk.

Jika disampaikan dengan terbuka dan jelas, banyak orang justru bisa menerima kabar buruk tersebut.

(BACA: 7 Hal Ini Haram Dilakukan Saat Berantem dengan Pasangan Kalau Kamu Nggak Mau Hubunganmu Berakhir)

Kesimpulan itu didapatkan dari penelitian yang melibatkan145 orang.

Para responden itu diberikan kabar buruk yang berbeda.

Kemudian, para peserta mencatat hal yang paling penting dalam penilaiannya terhadap kabar buruk yang mereka terima.

Hasilnya, orang menghargai sesuatu yang jelas dan terus-terang dibandingkan karasteritik lain, seperti bersikap perhatian dan masuk akal.

Sementara untuk hubungan sosial, para peneliti menemukan orang butuh jeda atau jarak sebelum hubungan berakhir.

“Sebuah ucapan ’Saya putus dengan Anda’ mungkin terlalu langsung. Tapi yang Anda butuhkan adalah ‘kita perlu bicara’—hanya beberapa detik untuk orang memproses kabar buruk yang akan datang,” kata pemimpin studi Alan Manning, profesor linguistik di Brigham Young University.

Meskipun terlihat tidak sensitif, para peserta menghargai dan memahami maksud yang akan disampaikan, daripada sikap yang berlarut-larut untuk masuk dalam percakapan tersebut.

“Jika Anda mengakhir hubungan, ya, tentu saja, itu mungkin lebih nyaman secara psikologis untuk menerapkannya,” tambah Manning.

“Tapi survei ini dalam cara pandang bagaimana Anda mendapatkan kabar buruk dan versi mana yang tidak pantas. Orang-orang dengan kabar buruk lebih suka dengan cara seperti ini.” (Kompas.com/Kahfi Dirga Cahya)

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Terbaik Menyampaikan Kata "Putus""