Laporan wartawan Grid.ID, Aditya Prasanda
Grid.ID - Kepercayaan tradisional yang tumbuh di dataran China menganggap bayi laki-laki lebih tinggi derajatnya ketimbang bayi perempuan.
Meski kebijakan memiliki satu anak oleh pemerintah China hari ini tak seketat sebelumnya, masih saja banyak orang tua yang tebang pilih dengan calon anak mereka.
Kecendrungan ini menyebabkan praktik aborsi di China menjadi sangat tinggi.
Karena banyak orang tua yang lebih menghendaki anak laki-laki hanya karena kepercayaan yang tumbuh turun-temurun itu.
Rata-rata dari mereka mulai melakukan pengecekan kandungan dan jika tidak sesuai ekspektasi, aborsi pun dilakukan.
Seperti halnya cerita sepasang suami istri asal Zheijang yang dilansir Grid.ID dari World of Buzz ini.
Demi mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungannya, sepasang suami istri ini kemudian memutuskan pergi ke klinik ilegal.
Klinik ilegal ini direkomendasikan seorang teman mereka.
Dengan iming-iming alat USG yang persis seperti di rumah sakit pada umumnya, pasangan ini tertarik dan memutuskan kesana.
Pemeriksaan seharga 500 Yuan (Rp 1 Juta) ini diiringi vonis dokter yang mengatakan bahwa anak dalam kandungan itu berkelamin perempuan.
Dan dokter sekali lagi meyakinkan bahwa dugaannya tidak meleset dan anak itu memang benar seorang perempuan.
Ketika usia kandungan itu memasuki empat bulan, mereka akhirnya sepakat melakukan aborsi ke klinik ilegal lainnya.
Namun nahas setelah janin itu dikeluarkan, mereka dapati anak itu berkelamin laki-laki.
Sesak dan merasa ditipu habis-habisan, kenyataan pahit ini semakin bertambah karena sang istri juga divonis tidak dapat hamil lagi paska aborsi.
Kecewa berat dengan hasil pemeriksaan klinik pertama yang mendorong mereka lakukan aborsi, pasangan ini kemudian meminta pertanggung jawaban klinik ilegal itu.
Namun saat sudah berada di lokasi, seluruh pegawai dan dokter berhasil melarikan diri.
Viral Cara Wanita Menyuapi Bayinya Tanpa Ampun Seperti Ini, Netizen: Ibunya Waras?
Tidak punya pilihan lain, akhirnya mereka melaporkan hal ini ke pihak berwajib.
Kini kepolisian setempat masih masih terus melakukan penyelidikan.
Dan kisah mereka bisa jadi pelajaran agar menghindari klinik kandungan yang beroperasi secara ilegal. (*)