Find Us On Social Media :

Memilukan! Mahasiswi Doktoral Cantik Ini Sumbangkan Kepala dan Organ Tubuhnya, Sebelum Meninggal Ia Membuat Surat Wasiat yang Membuat Semua Orang Pedih

By Hyashinta, Kamis, 19 Oktober 2017 | 16:14 WIB

Mahasiswo doktoral yang murah hati

Laporan Wartawan Grid.ID, Hyashinta

Grid.ID - Kita memang tidak akan pernah tahu kapan maut menjemput kita.

Bisa saja di saat kita merasa masih muda, justru kematian itu datang.

Hal inilah yang dialami oleh seorang gadis Tiongkok.

Dia adalah seorang mahasiswi doktoral yang menderita sebuah penyakit berbahaya yang dengan cepat melemahkan tubuhnya.

(Baca: VIDEO : Astaga, Wanita ini Buka Baju Usai Mobilnya Tabrak 3 Kendaraan di Mangga Dua Jakarta, Ternyata ini Penjelasan Keluarganya)

Dilansir Grid.ID dari Next Shark, dia bernama Lou Tao, gadis yang baru berusia 29 tahun.

Dia menghadapi kematian sejak didiagnosis menderita sklerosis lateral amyotrophic (ALS).

Dia mengetahui dia sakit pada bulan Oktober 2015 saat dia tidak bisa menggerakkan jarinya.

Dia menjalani beberapa tes dan akhirnya didiagnosis ALS pada bulan Januari tahun lalu.

(Inna lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un, Instagram Ayu Dewi Banjir Ucapan Belasungkawa Netizen, Ada Apa?)

Meski dirawat di ruang perawatan intensif, Lou yang bercita-cita menjadi profesor sejarah itu tidak pernah menyerah untuk studinya.

Dia mendengarkan lebih dari 60 buku selama dirawat di rumah sakit.

People's Daily melaporkan Lou menulis surat wasiat terakhirnya saat dia masih memiliki kesadaran penuh.

Dia menulis, "Setelah saya meninggal dunia, saya ingin menyumbangkan  kepalaku untuk dipelajari secara medis dan berharap penyakit ALS bisa segera diatasi sehingga penderita penyakit ini bisa menyingkirkan rasa sakitnya. Tolong ikuti kata-kata saya: saya juga ingin menyumbangkan semua organ saya yang lain kepada pasien yang membutuhkan, selama itu dapat membantu menyelamatkan nyawa mereka."

(Baca: Ngambek dan Berantem Lagi di Pesbukers, Jessica Iskandar Posting Ini di Akun Instagramnya, Oh...Buat Artis Ini ya??)

Dengan pedih orang tuanya menandatangani surat wasiat itu.

Dia juga tidak ingin dimakamkan.

Lou menyumbangkan seluruh organ tubuhnya pada 9 Oktober.

Wanita muda tersebut juga menyatakan bahwa dia tidak menginginkan pemakaman, tapi lebih memilih abunya disebarkan di Sungai Yangtze.

(Baca: Aduhai! Menantu Cantik SBY, Annisa Pohan Pakai Tas ala Anak Kos, Seperti Apa ya Penampilannya?)

Dia berkata, "Tolong biarkan saya pergi dengan tenang, tanpa jejak, seolah-olah saya belum pernah berada di dunia ini." 

Salah satu kalimat paling pedih yang dia tulis dalam surat wasiatnya berkata, "Makna hidup tidak ditentukan oleh berapa lama atau hidup pendek. Sebaliknya, itu diukur dari kualitas kehidupan seseorang."

Kalimat itu sungguh berbicara karena Lou meninggal saat masa depan yang cerah ada di depan mata.

Cerita Lou menyentuh hati banyak orang sehingga pendukungnya berhasil mengumpulkan Rp 2 miliar untuk membantu biaya perawatan Lou.

Meski telah tiada, senyum dan wajah Lou yang cerah akan diingat oleh banyak orang. (*)