Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.
Grid.ID - Beberapa waktu yang lalu industri hiburan Korea dikagetkan dengan berita pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang aktor senior.
Aktor tersebut diketahui telah mencuri kesempatan saat syuting film dengan aktris cantik lawan mainnya.
Syuting film tersebut dilakukan pada April 2015 lalu.
Aktor yang telah berkecimpung di industri hiburan Korea selama 20 tahun ini sengaja melucuti pakaian dalam lawan mainnya.
(BACA: Fakta Posisi Bercinta Menentukan Jenis Kelamin Bayi? Ladies Perlu Tahu Nih..)
Tidak hanya itu, aktor tersebut juga mencuri-curi kesempatan dengan meraba-raba bagian pantat korban secara brutal.
Padahal, sang aktris tidak pernah diberitahu ada adegan seperti itu di dalam naskah.
Dilansir Grid.ID dari Soompi, aktor senior tersebut ternyata bernama Jo Duk Jae.
Jo Duk Jae diketahui sering memerankan tokoh jahat di beberapa film dan dramanya.
(BACA: Ternyata Ini Rahasia Kepuasan Bercinta Lahir Batin, Boleh Dicoba Loh Malam Ini...)
Selain menjadi tokoh jahat, Jo Duk Jae juga sering muncul di film-film action sebagai kepala polisi atau detektif.
Aktor senior ini mengawali kariernya pada tahun 1998 dil film The Quiet Family sebagai petugas polisi.
Drama terakhir yang dibintangi Jo Duk Jae adalah drama Reset yang tayang di OCN tahun 2014.
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, Jo Duk Jae tetap teguh pada pendiriannya dan mengatakan bahwa dirinya tak pernah melakukan pelecehan seksual.
"Aku punya keluarga, bagaimana bisa aku melakukan pelecehan seksual padahal banyak staf yang melihatku?" kata Jo Duk Jae seperti dikutip Grid.ID dari Soompi.
Mendengar bahwa Jo Duk Jae tak mengakui perbuatannya sang aktris balik mempertanyakan apa keinginan aktor tersebut.
"Nggak masuk akal, dia sudah menerima vonis.
Apa dia mau mengatakan bahwa pengadilan melakukan keputusan yang salah?" tanya si aktris yang tak ingin disebutkan namanya.
(BACA: Gila, Dinegara Ini Prostitusi Boneka Plastik Lagi Hits, Sehari Disewa 12 Kali)
Aktris tersebut juga berjanji akan segera menggelar konferensi pers untuk menjelaskan kejadian pelecehan seksual tersebut secara runut. (*)