Dia mengaku sudah berkali-kali membawa anaknya dari Madiun ke Surabaya dengan gerobak.
"Dua pekan sekali, anak saya periksa ke rumah sakit di Surabaya," ucapnya.
Suprijadi mengaku malu jika terus-terusan dibantu keluarga dan tetangganya untuk mengobati putranya.
"Akhirnya saya tarik saja sesampai-sampainya," terang Suprijadi.
Menurut Suprijadi, Waras sudah menderita sakit sejak 4 tahun lalu.
Karena sakit panas dan tidak segera diberi tindakan medis, anaknya lalu menderita lumpuh.
Setelah kisah ini viral, Pemkot Surabaya memberi perhatian lebih.
Oleh Pemkot Surabaya, Waras dipermudah proses administrasinya sehingga bisa dirawat di rumah sakit pemerintah dengan asuransi pemerintah BPJS.
Ia kini dirawat di RSUD Soewandhi Surabaya. setelah Selasa (17/10/2017) lalu.
?"Ibu Risma langsung yang memberi instruksi. Orang tua Waras ditelepon langsung oleh Bu Risma, karena mereka tercatat masih sebagai warga Surabaya," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser, Jumat (20/10/2017).
Meski demikian, kisah Suprijadi ternyata berbeda dengan penelusuran wartawan di lapangan.
Kepala desa Sugihwaras, tempat Suprijadi tinggal di Madiun, yakni Sukimin mengatakan, Suprijadi dan keluarga sudah lama tidak tinggal di sana.
Terakhir, Suprijadi bermukim di desa itu pada tahun 2011.
Setelah itu, keluarga mengetahui bahwa Suprijadi pindah ke Surabaya.
Ini tentu sangat berbeda dengan keterangan Suprijadi, bahwa dia kerap bolak-balik Madiun - Surabaya untuk merawat anaknya. (*)
Artikel ini Sebelumnya Tayang di Kompas.com dengan judul : Ayah Mengaku Dorong Gerobak dari Madiun ke Surabaya demi Obati Anaknya