Lebih dari 30 ribu penghuni liar menempati bangunan tersebut hari ini. Penduduk setempat menyebut mereka Watha muno, yang berarti 'bukan dari sini'.
Kebanyakan dari mereka menganggur, atau bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan sopir truk di kota.
Beberapa perusahaan pun mendirikan toko-toko di dalam hotel yang menjual kue dan pisang, alat kontrasepsi dan minuman keras ilegal.
Bahkan hotel yang sudah berubah wujud tersebut kini penuh dengan kejahatan, sampah dan penyakit.
(*)