Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni.
Grid.ID - Sophie Navita, istri dari penyanyi Pongki Barata, rupanya sangat peduli dengan bencana yang sedang di alami oleh masyarakat Bali.
Sophie dan keluarganya yang saat ini tinggal menetap di Bali, memberikan tanggapannya soal aktivitas Gunung Agung, Bali yang berstatus awas (level IV).
"Seperti yang saya bilang selalu, kita tidak punya kendali atas apa pun yang ada di atas bumi ini."
"Saya hanya bisa mendoakan, karena buat saya tempat yang paling aman buat anak-anak saya adalah ketika ada di dalam doa saya," ungkap Sophie saat ditemui di Mal Ciputra, Jakarta Barat (20/10/2017).
"Karena Tuhan itu baik banget."
"Dia tidak mungkin membiarkan terjadinya malapetaka, ketika kita sudah meminta, ya Tuhan tolong," tambah Sophie.
Walaupun jarak rumahnya jauh dengan Gunung Agung, namun Sophie rupanya masih mau peduli terhadap para warga yang terkena dampak status awas Gunung Agung.
"Lokasi kami jauh sekali dari Gunung Agung, 70 km."
(Baca : Ada Apa Amerika? Mereka Mengundang Sekaligus Menolak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Masuk AS )
"Namun, saya terlibat dengan teman-teman di Indonesia AID."
"Indonesia AID ke sana setiap minggu 2-3 kali, untuk memberikan bantuan dan saya sangat menghargai followers-followers saya di instagram yang saya minta bantuannya, 'tolong dong kita lagi butuh pembalut jangan kirim di luar itu ya'."
"Karena menurut survey Indonesia Aid, mereka lagi butuh itu, masuk semua."
"Terus butuh makanan kaleng, karena mereka enggak suka makanan instan, buat mereka lebih penting itu," cerita Sophie.
(Baca : 4 Fakta Terbaru Panglima TNI Gator Nurmantyo Ditolak Masuk Amerika Serikat: Dubes AS Minta Maaf )
Sophie rupanya juga meminta bantuan kepada followersnya untuk memberikan bantuan kepada para warga di sana.
"Saya minta followers saya kirim-kirim."
"Menurut saya ini selain syukur-syukur, memang membantu mereka ya."
"Tapi juga bagi saya, seneng kita kalo bisa mempunyai manfaat buat orang lain."
(Baca : Anggota DPR: Amerika Tolak Panglima TNI, Berarti Tolak Pemerintah Indonesia )
"Karena, rasanya gimana ya tinggal satu pulau, tapi yang ujung sana semua dalam kekalutan, tahu bahwa nanti akan (kena) rumahnya."
"Sementara kita di sini enak-enak, enggak gitu juga kayaknya," tutup Sophie. (*)