Suasana semakin terenyuh ketika model berjalan di panggung yang disandingkan dengan backsound suara tangisan, perang, hingga suara tembakan.
"Sebenernya aku terinspirasi dari keadaan di sekitar aku aja, sebagai contoh nyata ya, yang terjadi di Palestina dan Suriah, mungkin banyak yang bodo amat dengan kejadian tersebut,
tapi aku merasa kalau banyak banget perempuan yang jadi korban dan mereka semua butuh kekuatan karena kehilangan keluarga mereka, jadi itu cerita yang pengen aku angkat," ujar Jenahara kepada Grid.ID di fashion tent Jakarta Fashion Week 2018, Senayan City (20/10/2018).
Koleksi feminin dan maskulin terlihat dalam koleksi yang diperagakannya kali ini.
Bermain dengan cuttingan yang lebih simpel dan minimalis, seperti perpaduan blazer dan dress, yang di mana koleksi tersebut mengedepankan kekuatan perempuan tanpa menghilangkan elegansinya.
Selain perpaduan blazer dan dress, fashion item lain yang ditampilkan yaitu coat, kemeja, rok, serta jumpsuit.
Dengan konsepnya yang loose, Jenahara menambahkan detail metal ring pada beberapa koleksinya.
Dalam Jakarta Fashion Week 2018 kali ini Jenahara berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Australia dalam sesi the australian embassy bersama tiga desainer lainnya. (*)