Find Us On Social Media :

Inilah Beberapa Mitos Mengenai Kontrasepsi yang Berbahaya Untuk Wanita!

By Justina Nur Landhiani, Selasa, 24 Oktober 2017 | 19:34 WIB

Kehamilan bisa ditunda oleh pasangan suami istri dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom

Grid.ID - Seperti yang kita ketahui untuk membatasi jumlah kelahiran, kita bisa gunakan alat kontrasepsi.

Alat kontrasepsi bisa seperti kondom, suntik kb, spiral dan sebagainya.

Inilah mitos mengenai kontrasepsi yang berbahaya untuk wanita.

(BACA : Vivo V7+ Persembahkan YouTube Fan Fest 2017, Yuk Menangkan Vivo V7+ dan Ketemu Youtuber Favorit! )

“Di Kenya, banyak anak remaja yang percaya bahwa meminum segelas Coca Cola sebelum dan setelah hubungan seksual dapat mencegah anak perempuan dari kehamilan,” kata Maureen Oduor, pengajar kesehatan seksual yang lahir di Kenya dan bekerja di Tanzania.

Oduor tahu bahwa soda tidak mencegah kehamilan.

Dia juga tahu bahwa mitos Tanzania dan Kenya yang mengatakan jika anak perempuan tidak berhubungan bercintai usia muda, maka miss v mereka akan menutup, hanyalah mitos belaka.

Namun, banyak mitos mengenai kontrasepsi yang beredar dan menyesatkan wanita.

Salah satu mitos yang populer dan salah menyebutkan bahwa kontrasepsi membuat wanita mandul atau melahirkan anak dengan kelainan.

(BACA : Kena Bully Sampai Nangis, Inilah Gaya Fashion Cinta Kuya yang Nggak Kalah Nyentrik dengan Mima, Anak Mona Ratuliu )

Hal ini diakui juga oleh jurnalis Ana Santos dari Filipina.

Dia mengatakan bahwa banyak orang di negaranya yang percaya bahwa melompat-lompat dan minum air kelapa dengan deterjen atau pemutih setelah bercinta dapat mencegah kehamilan.

Bekerja untuk SHDEPHA, sebuah organisasi yang melawan diskriminasi terhadap korban HIV/AIDS dan memberikan edukasi dan layanan gratis mengenai kontrasepsi, Oduor sangat menggebu-gebu mengenai edukasi seksual sejak dini.

Semangat ini berawal dari saat Oduor masih berusia 13 tahun ketika dia kembali ke asrama.

Oduor menemukan temannya yang seumur di ranjang dalam keadaan tidak sadar dan bersimbah darah.

Bersama dengan 7 orang temannya, Oduor menggotong temannya tersebut sejauh 8 kilometer.

Akan tetapi, teman tersebut meninggal ketika mereka mencapai rumah sakit.

Staf rumah sakit yang bertugas mengatakan bahwa penyebab anak perempuan tersebut meninggal adalah karena komplikasi kehamilan dan aborsi yang tidak aman.

Berbicara dengan Refinery29 saat ditemui di Konferensi Keluarga Berencana Internasional 2016 di Indonesia, Oduor mengatakan, “Yang membuatku paling marah dan bertanya-tanya adalah kenyataan bahwa cerita ini disembunyikan.

Mereka (staf di sekolah Oduor) berkata bahwa anak perempuan tersebut hanya sakit, meninggal dan akan dikubur.”

“Dia tidak diajari mengenai keluarga berencana, dia tidak diajari mengenai bagaimana menegosiasikan [bercinta]... Aku menyaksikan hal tersebut dan itulah saat duniaku terbalik, dan aku berkata, ‘adakah yang bisa kulakukan?’” ujarnya.

Di usia 30, Oduor telah membangun grup konseling di asramanya dan memimpin berbagai organisasi untuk membantu remaja di Kenya dan Tanzania dengan satu pesan yang jelas: anak muda melakukan bercinta dan mereka memiliki hak untuk melakukannya dengan aman.

(BACA : Bikin Iri, Inilah Gaya Kompak Keluarga Artis Ganteng yang Jadi Ayah Tiri, Nggak Cuma Giring Nidji loh! )

“Anak muda siap untuk ini, dan waktunya adalah sekarang – kita tidak bisa berkata bahwa hal tersebut masih besok,” pungkasnya. (*)

( Kompas / Shierine Wangsa Wibawa )

Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judul "Bahaya Mitos Mengenai Kontrasepsi terhadap Wanita"