Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Selasa (24/10/2017), Tim Densus 88 dibantu Polres Ponorogo menangkap seorang terduga teroris.
Dirinya diduga terlibat dalam jaringan aksi terorisme di Indonesia.
Sosok tersebut masih diidentifikasi lebih lanjut apakah masuk dalam jaringan Abu Jandal.
Kabar penangkapan terduga teroris ini ramai diperbincangkan di medsos.
Untuk mengetahui lebih jelasnya, Tim Grid.ID telah mengumpulkan sejumlah fakta terkait penangkapan terduga teroris di Ponorogo, Jawa Timur.
Yuk simak baik-baik.
(Baca juga: Sulhan Antar Anak Tetangga ke RS, Tengah Malam Lewati Jalan Sunyi, Mendadak Batu Terbang Menghujam Dada)
1. Identitas Terduga Teroris
Terduga teroris yang ditangkap di Ponorogo tersebut bernama Hendarasti Wijanarko.
Pria tersebut berusia 32 tahun, biasa dipanggil Koko. (Baca juga: Misterius! Lihat Rekaman CCTV Seorang Wanita yang 'Ditelan Bumi' Mendadak di Pinggir Jalan)
2. Proses Penangkapan
Ditangkak oleh Densus 88 di Dukuh Bangun Asri RT 01/RW 01, Desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo pada hari selasa (24/10/2017).
Tim Densus 88 menangkap Koko sekitar jam setengah 12 siang.
Saat itu si terduga teroris tengah hendak pergi ke Indomaret membeli jajanan.
"Waktu itu sedang pergi ke Indomaret membeli jajan untuk anaknya," terang paman Koko.
(Baca juga: Satpol PP Ciduk Pengemis di Kediri, Saat Diantar Pulang, Tak Disangka Rumahnya Seperti Ini)
Sebelum membeli jajan, Tim Densus 88 segera meringkusnya di Jalan Ponorogo-Pacitan.
Kapolres Ponorogo, AKBP Sudarmadi, ketika dikonfirmasi bilang begini.
Koko dibuntuti Tim Densus 88 saat keluar rumah menggunakan sepeda motor Yamaha, berplat AE 4580 VD.
"Sesampainya di Indomaret, selatan perempatan Balong, tim dari Densus menangkap terduga teroris."
(Baca juga: Jalan-Jalan ke Korea, Tampilan Busana Laudya Cynthia Bella kok Malah Bikin Netizen Salah Fokus)
3. Anak Guru SD
Dikutip wartawan Grid.ID dari Surya, Supriyadi, sang ayah, bekerja sebagai guru SD.
Dirinya mengaku terkejut saat mendengar kabar bahwa anaknya telah ditangkap Tim Densus 88.
Siang itu dia sedang tak berada di rumah.
"Saya tak tahu."
(Baca juga: San Holo, Mawar Merah di Padang Gersang Bernama EDM)
"Saya tak di rumah."
"Waktu itu sedang mengajar," ungkap Supriyadi yang mengajar di SD Bulukidul.
Saat tiba di rumah sekitar jam setengah 2 siang, dia tak diizinkan untuk masuk.
"Sebelumnya tak boleh masuk, masih disterilkan."
4. Hubunga dengan Tetangga
Paman terduga teroris mengaku tak ada yang aneh dengan sikap keponakannya sehari-hari.
"Jiwa sosialnya tinggi, suka bergaul."
"Temannya juga banyak."
"Orangnya tak neko-neko," ungkap sang paman yang enggan menyebutkan namanya.
(Baca juga: Bikin Iri, Inilah Gaya Kompak Keluarga Artis Ganteng yang Jadi Ayah Tiri, Nggak Cuma Giring Nidji loh!)
Kepala Desa Balong, Kecamatan Balong, mengatakan bahwa tak ada aktivitas mencurigakan dari Koko.
Cholid Rohmat, sang kepala desa, mengatakan bahwa Koko juga biasa berbaur dan bersosialisasi dengan warga lain.
Katmi, tetangga depan rumah, mengaku hubungan Koko dengan sejumlah tetangga cukup baik.
Koko mau bersosialisasi dan pergi shalat berjamaah di masjid.
(Baca juga:Kecelakaan Maut di Malaysia, 7 TKW Indonesia Tewas, Ini Identitas Mereka)
5. Aktivitas Sehari-Hari
Sang paman kemudian mejelaskan bahwa Koko sehari-hari bekerja membuat tower.
Kepala desa menerangkan bahwa usai lulus Koko langsung bekerja.
Koko memiliki 3 orang anak.
1 laki-laki dan 1 anak perempuan.
(Baca juga: Kena Bully Sampai Nangis, Inilah Gaya Fashion Cinta Kuya yang Nggak Kalah Nyentrik dengan Mima, Anak Mona Ratuliu)
6. Sejumlah Orang Terdekat Bungkam
Kembali dikutip dari Surya, sejumlah saudara dan kerabat terduga teroris nampak berdatangan.
Akan tetapi tak ada yang bersedia diwawancarai lebih dalam dan difoto.
Sejumlah tetangga juga menolak saat coba diwawancarai.
Ibu kandung Koko, Sulasmiatun, mengalami syok atas apa yang menimpa anaknya.
Ibunya telah berumur 64 tahun.
(Baca juga: Satpol PP Ciduk Pengemis di Kediri, Saat Diantar Pulang, Tak Disangka Rumahnya Seperti Ini)
7. Sempat Kuliah di Yogykarta
Sepengetahuan kepala desa, Koko pernah kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
(Baca juga: Bukan Karena Bensin Habis, Ternyata Inilah Arti Huruf E Pada Indikator Bensin )
8. Beberapa Hari Sebelum Penangkapan
Koko baru saja tiba setelah dari Jakarta.
Ini terjadi 2 hari sebelum penangkapan dirinya.
Tim Densus 88 telah mengamati gerak-gerik Koko sejak sekitar 7-8 bulan sebelum penangkapan.
(Baca juga: Wah...Nggak Pernah Terekspos, Ternyata Seperti Ini Penampakan Rumah Raisa dan Hamish Daud! Oh..Kayak Gini ya Isinya?)
9. Diperiksa di Mako Brimob
AKBP Suryo Sudarmadi menerangkan, "Selanjutnya dibawa ke Mako Brimob Madiun."
Kini terduga teroris masih diperiksa di Mako Brimob Detasemen C peolopor Sat. Brimob Polda Jawa Timur.
Tempat ini berada di Jalan Yos Sudarso Nomer 90 Kota Madiun.
10. Rumah Sudah Dijaga Polisi
Tetangga Koko, Katmi mengaku kaget ketika terjadi penangkapan tersebut.
Saat itu, dirinya mengaku terkejut mengetahui penangkapan tersebut.
Katmi yang sudah berusia 60 tahun sedang berada di sawah.
Ketika kembali ke rumah, dia melihat rumah Koko, berada di depan rumahnya, sudah dijaga oleh polisi.
11. Ayah Tak Mau Berkomentar
Ayah Koko, Supriyadi, tak mau memberi keterangan terkait penangkapan anaknya.
Kembali dikutip dari Surya, pria berusia 75 tahun tersebut bilang begini.
"Agar berita tak melebar dan tak bias."
"Saya tak bisa berkomentar."
(Baca juga: Ya Ampun! Kembali Bersanding dengan Empat Orang Pria, Ayu Ting Ting Kenakan Sepatu yang Harganya Bikin Kamu Terkejut!)
"Pikiran saya masih susah."
"Takutnya tak pas menjawabnya."
"Masih simpang siur."
"Jadi maaf, saya tak bisa memberi penjelasan apa-apa," ungkap saat ditemui dirumahnya.(*)