Sebuah studi yang diterbitkan dalam "The British Journal of Nutrition" pada Juni 2007 juga membandingkan efek kenari dan kacang mete pada penanda sindrom metabolik, termasuk kolesterol.
Hasilnya, ditemukan bahwa kacang mete tidak memberikan pengaruh pada tingkat kolesterol. Lemak dalam Kacang Mete
Kolesterol bisa disebabkan karena lemak jenuh dan lemak trans yang terkumpul dalam tubuh.
Lemak jenuh umumnya terdapat pada sumber lemak hewani, seperti produk susu, daging, dan camilan berbahan dasar tepung.
Tapi jenis lemak ini tidak terlalu berbahaya, dibandingkan lemak trans yang bisa ditemukan pada gorengan, makanan kemasan, hingga makanan cepat saji.
Kacang mete tidak mengandung lemak trans dan sangat sedikit lemak jenuh, dengan perbandingan 3 gram per 1 ons.
Jadi tidak menimbulkan pengaruh negatif pada kadar kolesterol.
(BACA: Belum Sebulan Kabarkan Kehamilan Sang Istri, Berita Duka Datang dari Lucky Perdana Pagi Ini)
Kacang mete justru banyak mengandung lemak tak jenuh (lemak sehat), yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Bahkan, mengonsumsi kacang mete sebagai bagian dari diet rendah lemak dan rendah kolesterol dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
Hanya saja, kacang mete sering diolah dengan cara digoreng. Minyak goreng itulah yang berkontribusi pada tingkat kolesterol.
Maka, kacang mete sebaiknya diolah dengan cara dipanggang agar lebih sehat.
Nah, dengan begitu kita tidak perlu takut lagi mengonsumsi kacang mete.
Hanya saja, batasi jumlahnya karena segala hal yang terlalu berlebihan pasti tidak baik bagi tubuh.
Yang pasti, kacang mete bisa menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol ternyata cuma hoax belaka. (Virny Apriliyanty)
Artikel ini pernah tayang di Sajian Sedap dengan judul "Kacang Mete Menyebabkan Kolesterol, Ternyata Cuma Hoax Belaka"