Find Us On Social Media :

Beredar Foto Jenazah Karyawati BNI di Ruang Forensik, Netizen Kritik Keras Kejanggalan ini

By Aditya Prasanda, Kamis, 26 Oktober 2017 | 21:51 WIB

Kolase

Laporan wartawan Grid.ID, Aditya Prasanda

Grid.ID - Kasus tewasnya karyawati BNI saat tengah mengejar begal dengan cepat merebak.

Pegawai BNI, Rara Sitta Stefanie, tewas saat berusaha mengejar begal yang menjambretnya di kawasan Jalan Melathon Siregar, Siantar, Rabu (25/10/2017) malam.

Dilansir Grid.ID dari Tribun Medan, Rara mengejar jambret menggunakan sepeda motornya dari arah Tanah Jawa menuju Pusat Kota.

Di tengah perjalanan, ia sempat tersenggol dengan sebuah truk yang melaju.

Rara tak menyerah dan tetap berusaha mengejar jambret hingga kejadian tragis justru menimpanya.

Ini Komentar Akun Hanna Anisa Setelah Video Mesumnya Tersebar, Miris!

Saat jarak Rara sudah berdekatan dengan pelaku, begal yang menjambretnya menendang motor Rara.

Rara terlempar hingga terkapar di jalan aspal.

Terkejut dan tak bisa mengelak, tiba-tiba saja seorang pengendara lain menabrak tubuh Rara, sementara begal berhasil meloloskan diri.

Rara yang mengeluarkan banyak darah tak dapat diselamatkan saat mendapat perawatan medis di RSUD Dr Djasamen Saragih.

Harus Pindah Rumah Akibat Lumpur Sidoarjo, Ternyata Begini nih Penampakan Rumah Via Vallen, Ada Taman di Kamarnya nih?

Rara meninggalkan seorang suami dan putranya yang usianya belum genap setahun.

Berita dan foto terkait kecelakaan Rara pun beredar luas di media massa dan media sosial.

Salah satu foto yang menyedot perhatian adalah foto di ruang forensik di RSUD Djasamen Saragih, Siantar.

Foto ini mengundang reaksi keras netizen karena menggambarkan jenazah ibu satu anak itu dengan latar jajaran petugas medis yang memperhatikan jenazah dan mengambil foto.

Gini Momen Terakhir Karyawati BNI Bersama Sang Anak Sebelum Tewas Melawan Begal, Lihat Videonya

juwita.putrii: Gagal fokus aku sama perawat/ bidan / dokter nya pegangi hp.

hendripy: kebanyakan Petugas KOAS, taunya cuma selfie2 biar dibilang kekinian..nasib pendidikan kedokteran SUMUT.

cind.mora: Luar biasa ya tim medis nya, cuma itu aja ya yg bisa dilakukan saat itu? Megang* hp sambil foto*/videoin jenazah?! Makin gak ada yg berpotensi tenaga kerja medis sekarang bah, lebih banyak main*nya, tidak sedikit kasus karna kelalaian "mereka" menyebabkan pasien jadi meninggal dunia.

Kepala Instalasi dan Kedokteran Forensik RSUD Djasamen Saragih Dr Reinhard DJ Hutahaean mengatakan, orang-orang yang berada di samping jenazah korban adalah para dokter muda atau biasa disebut dokter koas.

Setelah Kasus Video Ciuman dengan Putri Ruth Sahanaya, Beredar Foto Verrell Bramasta Bawa Wanita ini ke Toko Perhiasan!

"Itu foto saat masih persiapan. Belum pemeriksaan. Mereka (dokter koas) membantu kami yang bertugas di Instalasi Forensik untuk dokumentasi dan pencatatan," katanya saat dihubungi, Kamis (26/10/2017) seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Medan.

Menurutnya, informasi yang dikumpulkan dokter koas dan petugas medis lainnya di Instalasi Forensik berupa catatan dan foto itu bersifat rahasia sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran.

"Kami tegas tentang aturan ini. Jika ada dokter koas yang melanggar, dia akan dikeluarkan," katanya.

Dokter Reinhard mengatakan, foto-foto jenazah dari Instalasi Forensik tidak selayaknya beredar di media massa dan media sosial.

Sama-sama Liburan ke Korea Tanpa Suami, Gaya Stylish Laudya Cynthia Bella dan Nia Ramadhani Ini Bisa Kamu Tiru Buat Travelling!

"Itu tidak etis. Namun, terkadang selama proses persiapan, baik ketika kami berkoordinasi dengan kepolisian atau keluarga korban, banyak pihak luar yang berseliweran di kamar jenazah dan mengambil foto.

Kami kesulitan menangkal perilaku seperti ini," ujarnya.

Ia juga berharap masyarakat tidak sembarangan menyebarkan foto-foto korban di lokasi kejadian kecelakaan.

"Saya sudah melihat fotonya jenazah (Riri Sitta Stefanie) sewaktu masih di lokasi kejadian. Saya sungguh sedih melihatnya. Masyarakat kita harus diedukasi," kata dr Reinhard. (*)