Grid.ID - Walau aktivitas belajarnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama Banda Aceh terbilang sangat padat, Silvira Nazzai (20) tetap menyisihkan waktu luangnya berbagi dengan anak penderita kanker yang berada di rumah singgah Children Cancer Care Community Aceh (C-FOUR).
Gadis cantik asal Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireun, Aceh itu aktif dalam komunitas pendampingan anak kanker di Aceh.
“Saya sudah setahun bergabung dengan C-FOUR, yaitu komunitas pendamping anak penderita kanker yang didirikan oleh ibu Ratna Eliza, saya kasian dengan anak penderita kanker, karena mereka sangat butuh perhatian dari semua orang sama seperti anak normal lainnya, jadi kalau bukan kita yang masih muda ini peduli siapa lagi,” kata Silvira Nazzai, mahasiswi semester tujuh itu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/10/17).
Vira, yang akrab disapa dokter muda oleh teman-temannya di C-FOUR itu mengaku sudah sejak dari bangku SMA senang melakukan berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi orang lain yang ada disekelilinya.
Oleh karena itu, saat ia menjadi mahasiswa kedokteran yang terbilang padat, tetap menyempatkan diri untuk mengabdi kepada anak penderita kanker di Aceh.
“Saya tidak ingin seperti mahasiswa kedokteran lain yang umumnya dipandang orang tidak peka terhadap kegiatan sosial. Saya ingin melatih diri supaya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, karena untuk menjadi seorang dokter itu menurut saya harus peka untuk semua kondisi sosial,” kata Vira.
Dokter muda ini mengaku termotivasi untuk bergabung dengan C-FOUR karena mengetahui kanker merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun tetap perlu upaya pengobatan untuk penghambat agar kondisinya tidak terus terpuruk.
“Alasan itu juga yang semakin tergerak hati saya untuk terus peduli terhadap anak penderita kanker, saya ingin membuat mereka saat melawan penyakit kanker tetap semangat. Selama aktif di C-FOUR saya sering sedih, karena ada beberapa anak pasien yang kami rawat telah dipanggil Sang Ilahi Rabbi, kadang sulit untuk mengikhlaskan kepergian mereka,” tuturnya.
Menjadi satu-satunya relawan mahasiswi kedokteran di C-FOUR, Vira dipercaya melakukan analisa setiap penyakit yang dirasakan pasien, mendampangi pasien saat mengeluh kesakitannya, hingga ganti perban atau antiseptik.
“Apa yang dapat saya kerjakanlah untuk pasien, kadang saya juga sering memeberikan fun teraphy kepada adik-adik survivor kanker, tak jarang juga saya menghabiskan waktu bermain bersama mereka,” jelasnya.
Ratna Eliza, pendiri Children Cancer Care Community Aceh (C-FOUR) melihat Vira yang sudah setahun lebih bergabung dengan komunitasnya itu merupakan sosok dokter muda yang memiliki jiwa sosial yang jarang ditemukan seperti umumnya mahasiwi lain di Fakultas Kedokteran.
“Jiwa sosialnya sangat tinggi dokter Vira itu, saya salut sama beliau, di usianya yang masih muda ia sudah mengabdikan diri untuk berbagi dengan orang lain, dan jarang ada mahasiswi seperti Vira,” ujarnya.