Find Us On Social Media :

Karena Peraturan Ini, Setelah Menikah Kehidupan Wanita Jepang Laksana Raja!

By Al Sobry, Minggu, 29 Oktober 2017 | 17:55 WIB

Keluarga kerajaan di Jepang (ilustrasi)

Grid.ID – Jepang terkenal memiliki banyak tradisi unik yang susah ditemukan di Indonesia.

 

Misalnya seputar kedudukan pria dan wanita, siapa yang lebih tinggi?

Ping San, seorang tour guide profesional yang memandu Grid.ID selama di Jepang, mengatakan bahwa pria Jepang akan habis 'masa jayanya' saat menikah.

(Sering Malas Disaat Weekend? Pakai Teknik Jepang Ini Untuk Usir Rasa Malasmu)

Tapi saat masa pacaran, wanita Jepang justru banyak berkorban.

Ada sebuah tradisi, misalnya sepasang kekasih melakukan traveling atau sekedar makan malam maka bayarnya tetap masing-masing.

Tak ada kewajiban si pria yang traktir. Tentu hal ini agak jarang terjadi di Indonesia.

"Makanya remaja pria di Jepang lebih suka banyak pacar daripada banyak mobil," canda Ping.

Karena di Jepang untuk membeli mobil syaratnya cukup banyak. 

Harus punya SIM yang cara mendapatkannya sangat mahal dan susah.

(Unik! Kotak Susu Ala Jepang Mirip Kotak Pos di Indonesia, Masih Ada Loh Sampai Sekarang)

Belum lagi ditambah surat keterangan kepemilikan lahan parkir dari petugas setempat.

Bahkan luas lahan parkir menentukan jenis mobil yang akan dibeli, misalnya sedan, hatchback atau MPV.

Biaya parkir di Jepang juga salah satu yang paling mahal di dunia.

Harga parkir per jam rata-rata mencapai Rp 90,000 per jam.

Makanya tidak heran, pria single di Jepang lebih suka banyak pacar daripada banyak mobil.

Tetapi ketika sudah menikah, wanita banyak memegang kendali keluarga karena ada peraturan dimana semua gaji suami ditransfer ke istrinya.

Di Jepang juga ada budaya bahwa istri adalah tiangnya keluarga.

Istri dipercaya untuk mengatur ekonomi keluarga.

Menurut Ping San, secara umum suami dijatah uang saku oleh istri.

Mulai dari uang transport kereta api, uang makan dan uang jajan lainnya. (*)