Tidak nyaman memang, namun himpitan ekonomi membuat mereka terpaksa harus tinggal di tempat itu.
Saat ayah Riyan, sapaan Slamet Daryanto, masih hidup, ekonomi ditopang olehnya sebagai kepala keluarga.
Namun kondisi kian memburuk pada 2016 saat ayahnya meninggal.
Hingga akhirnya setahun kemudian, Riyan memutuskan untuk mengakhiri sekolahnya.
Saat itu dia duduk di bangku kelas VIII SMP.
"Dia malu kalau harus bayar SPP telat terus," kata ibu Riyan, Andri Dwi Astuti (46), saat ditemui di tempat tinggalnya, Senin (7/1/2019).
Kini sudah dua bulan terkahir Riyan menghabiskan waktunya dengan berdiam diri di rumah.
Saat sore, dia mulai bergegas menuju Jalan Nitisemito untuk berjualan kue gandos.
Berjualan kue olahan santan dan kelapa itu dilakoninya sejak dua bulan belakangan.
Baca Juga : Kisah Pilu Serli, Gadis asal Grobogan yang Rela Putus Sekolah Demi Merawat Ibunya, Begini Kondisinya