Find Us On Social Media :

Busana Era 60-an dengan Gaya Futuristik Karya Desainer Hian Tjen Bertajuk Symmetrophilia di Jakarta Fashion Week 2018

By Ridho Nugroho , Selasa, 31 Oktober 2017 | 22:18 WIB

Nuansa futuristik dipadukan dengan permainan structured, siluet H yang minimalis, aksen mengilap, detail matel, hingga psychedelic art oleh Hian Tjen.

Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti

Grid.ID - Fashion merupakan suatu bidang kreatif yang begitu luas bagi seorang desainer dalam berimajinasi untuk hasil rancangannya.

Era mode 60-an yang penuh imajinasi, kaya inovasi, dan membawa mode di puncak modernisasi, menjadi pijakan Hian Tjen dalam bereksplorasi pada koleksinya untuk Dewi Fashion Knight 2017 yang bertajuk Symmetrophilia di ajang Jakarta Fashion Week 2018 pada hari Jumat (27/10) lalu.

Nuansa futuristik dipadukan dengan permainan structured, siluet H yang minimalis, aksen mengilap, detail matel, hingga psychedelic art yang marak mendaulat banyak desainer mode era 60an menjadi ikon yang tak terlupakan dalam sejarah.

Kali ini, desainer Hian Tjen mencoba membawakan nuansa yang berbeda dengan sentuhan ciri khas rancangannya ke dalam tiap potong koleksi busana.

(Desainer Indonesia Hian Tjen Hadirkan 59 Koleksi Busana yang Terinspirasi Taburan Bintang di Fashion Show Bertajuk Magellani)

Sebut saja kreasi avant-garde dalam detail busana hingga meracik sepotong busana dalam praktik adibusana bersama tim artisan Hian Tjen sendiri.

Geliat pembaruan era manusia pertama kali memijakkan kakinya di Bulan itu dihadirkan Hian dengan kekhasan desainnya yang glamor dan delicate.

Desainer yang pernah merancang busana pengantin dari Chelsea Olivia ini juga mencoba untuk mengangkat salah satu pengalaman yang ditemui pada lingkaran hidupnya, yaitu OCDC (Obsessive Compulsive Disorder) kecenderungan pada individu akan hal yang simetris.

Salah satu hal yang terjadi pada temannya itu dicoba untuk dilebur menjadi inspirasi detail bersama mode 60an.

(Terinspirasi Indahnya Tanah Flores, Desainer Muda Berbakat DINIIRA Rilis Koleksi Flobamora di Jakarta Fashion Week 2018)

Hal itu tercermin pada potongan busananya yang hadir pada elemen gaun, atasan, celana, bodysuit, coat, dan luaran yang individual.

Atasan tampil dengan potongan neckline yang tegas dan material transparan dengan aksen kaku.

Celana panjang hadir dengan detail garis yang clean, potongan backless atau low-waist line hadir dalam jajaran tabur kristal yang simetris.

(Intip Tren Busana Kasual Formal Pria Untuk Tahun 2018 dalam Man Manual Fashion Show di Jakarta Fashion Week 2018)

Untuk luaran hadir dalam potongan lebar, permainan corak pada lining, juga siluet volume dan pundak nan tegas.

Gaun malam pun tampil memikat dengan siluet H yang lurus, hingga shift dress mini semarak Mary Quant dan Twiggy yang kontroversial khas 60an yang tampil transparan dan ditata layaknya crochet khas swingig era dengan kristal yang chic.

Selain itu, ada pula stockings atau tights di kaki Jane Birkin yang oleh Hian ditabur kristal dan dipadankan elemen knee-high boots 60an, yakni aksesori yang disinyalir jadi tren global tahun depan.

(Tema Senjakala dalam Busana Berwarna Hangat Karya Ria Miranda di Jakarta Fashion Week 2018)

Detail ornamen aklirik dan kristal berjatuhan pada lengan atasan, coat dress atau rok pun mewakili semangat swinging khas 60an yang fun juga modern.

Keahlian simetris juga hadir dalam ragam detail yang hadir dalam seni budaya psychedelic yang mewarnai gaya hidup era 60an.

Desainer lulusan ESMOD Jakarta ini menggarap lembar material dengan susunan detail psychedelic melalui tatanan aklirik, kristal, kaca, dan plastik transparan yang begitu kental di era 60an dengan hasil akhir signatur Hian yang glamor dan modern. (*)