Find Us On Social Media :

Gandeng Ali Charisma, 6 Siswa-siswi Terbaik Istituto di Moda Burgo Hadirkan Karya di Runway Jakarta Fashion Week 2018

By Ridho Nugroho , Rabu, 1 November 2017 | 01:24 WIB

Pesona 6 karya siswa-siswi terbaik Istituto di Moda Burgo yang tampil di panggung mode JFW 2018.

Warna-warna cerah juga dipilih oleh sang desainer, mengingat warna-warna seperti hijau dan pink diprediksi akan ramai digandrungi di tahun 2018 nanti.

(12 Koleksi Busana Etnik Gaya Modern Rancangan Desainer Lenny Agustin di Jakarta Fashion Week 2018)

Kolaborasi dua Burgonians Sekuens ketiga diisi oleh kolaborasi antara dua Burgonians, Eleska Paradis melalui label PADI dan label tas tangan bebahan material eksotis, KYRA.

Tajuk "Not so Gamine" dari PADI adalah oposisi dari konsep "gamine" yang cenderung androgynous. Eleska Paradis menggunakan warna-warna vibrant dan aplikasi tekstur kawung pada rangkaian busana berkekuatan struktural.

Sedangkan, Kyra menawarkan koleksi tas tangan multifungsi yang terinspirasi dari kemewahan wanita aristoktokrat era Renaissance, berbahan kulit eksotis dengan berbagai teknik pewarnaan khusus sehingga tercipta gradasi warna agar tekesan multidimensional.

(Cantiknya Wanita Indonesia Dituangkan Tities Sapoetra dalam Koleksi Busana Bermotif Ilustrasi di Jakarta Fashion Week 2018)

Label demi-couture JWH Selanjutnya hadir koleksi dari Label demi-couture JWH yang melanjutkan parade busana dengan koleksi "The Empress".

Melalui visi sang desainer, Jessica Welia Halim, imaji akan sosok Ratu Victoria yang terkenal kuat dan berani pada masa pemerintahannya ditampilkan mengenakan kain songket Palembang.

Kesan misterius namun elegan tertuang dalam detail keemasan yang melengkapi rangkaian gaun malam berpalet gelap.

(Dian Pelangi Pamerkan Busana Batik dengan Teknik Arsiran di Panggung Mode Jakarta Fashion Week 2018)

Rilya Krisnawati Untuk koleksi perdanannya yang bertajuk Rajah, desainer Rilya Krisnawati melalui label perhiasan JUMPANONA membawa budaya Dayaq dari Malinau, Kalimantan ke atas panggung Jakarta Fashion Week 2018.

Rajah atau seni tato Dayaq diintepretasikan dalam eksplorasi bentuk dan tekstur logam kuningan bersenyawa etnik namun tidak terkesan tua.

Ditutup dengan Julianto Pagelaran busana ditutup dengan koleksi Embrace dari Julianto yang terinspirasi dari kelembutan nan misterius pengunungan Bromo.

Aneka busana pesta hingga gaun malam beraksen payet yang teksturnya menyerupai struktur kabut hingga retakan gunung digagaskan melalui pegunungan kain ringan dengan palet warna-warna pastel. (*)