Laporan Wartawan Grid.ID, Widyastuti
Grid.ID - Kepergian Herman Seventeen pasca menjadi korban tsunami Selat Sunda masih meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga.
Terlebih anak-anak Herman Seventeen yang masih kecil, yakni Hafuza Dhamiri Herman (6 tahun) dan Hisyam Quraisy Herman (5 tahun).
Melalui unggahan Instagram sang anak @hafuzadhamiri, terdapat unggahan video baru yang cukup menyayat hati.
Baca Juga : Vanessa Angel Masih Syok Usai Ditangkap Polisi karena Kasus Prostitusi Online
Di mana dalam video tersebut, tampak anak pertama Herman Seventeen, Hafuza Dhamiri Herman menangis-nangis.
Kala itu, Hafuza menangis-nangis lantaran rindu dengan sang ayah.
Bahkan di dalam video tersebut, Hafuza yang kerap dipanggil Uja ingin sekali pergi ke Kakbah, Makah.
"Uja pengen ke kakbah mau ketemu papa," ucap Hafuza dalam video tersebut sambil menangis-nangis.
Dalam unggahan tersebut ditulis juga keterangan "Dr td yg diceritaiin papa papa papa trs, tb2 minta ke kaabah, insyallah ya nak ya kita ke kaabah (emoji) subhanallah...," tulis Instagram @hafuzadhamiri.
Sebelumnya, istri Herman Seventeen, Juliana Mochtar menceritakan jika sang anak, Hafuza baru saja didatangkan Herman Seventeen melalui mimpi.
Dalam mimpinya tersebut, Hafuza diberi hadiah sepatu oleh sang Herman Seventeen.
"Dia cerita 'mamah, papah dateng duduk di tempat tidur bawain sepatu, Uja dibawain sepatu, papah cium pipi Uza, bagus sepatunya warna biru', ungkap Juliana Mochtar.
Sebelumnya Juliana Mochtar juga sempat membagikan momen Hafuza Dhamiri Herman yang membuat hati terenyuh.
Lewat postingan di akun Instagram-nya, Juliana Moechtar membagikan video sang anak yang mengunjungi makam sang ayah.
Rupanya, hal ini telah menjadi kebiasaan sang anak, Hafuza Dhamiri Herman setelah salat Subuh.
Saat mendatangi makam sang ayah, Juliana menulis, sang anak selalu duduk, berdoa dengan tegar.
Namun, saat mendekat, Juliana tahu, Hafuza menahan tangisannya.
Melihat hal tersebut, Juliana merasa terharu hingga baru sempat memvideokan momen sang anak itu, dua hari setelah Herman dimakamkan. (*)