Find Us On Social Media :

Gara-gara Harga Tiket Pesawat Melambung Tinggi, Warga Aceh Terpaksa 'Mampir' Malaysia untuk Pergi ke Jakarta

By Atikah Ishmah W, Sabtu, 12 Januari 2019 | 14:51 WIB

Gara-gara Harga Tiket Pesawat Melambung Tinggi, Warga Aceh Terpaksa 'Mampir' Malaysia untuk Pergi ke Jakarta.

Grid.ID - Kenaikan harga tiket penerbangan domestik nampaknya memberikan dampak cukup besar bagi masyarakat.

Di Aceh, sebuah fenomena baru melanda para warga yang ingin bepergian ke Jakarta dengan menggunakan pesawat.

Dilansir Grid.ID dari Serambinews.com, dalam beberapa hari terakhir, warga Aceh beramai-ramai membuat paspor hanya untuk pergi ke Jakarta.

Baca Juga : Heboh Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal, Warga Aceh Bikin Paspor untuk Pergi ke Jakarta!

Sebagian besar warga Aceh, terutama bagi mereka yang bepergian menggunakan uang pribadi, kini lebih memilih berangkat ke Jakarta melalui Kuala Lumpur, Malaysia akibat kenaikan harga tiket penerbangan domestik.

Sejak seminggu terakhir, fenomena baru di Aceh ini mulai menggemparkan media sosial.

Tak sedikit netizen yang mengunggah perbandingan harga tiket antara penerbangan domestik (Banda Aceh - Medan - Jakarta atau Banda Aceh langsung ke Jakarta), dengan penerbangan melalui jalur internasional (Banda Aceh - Kuala Lumpur - Jakarta).

Baca Juga : Jangan Sampai Ketinggalan! Hari Ini Tiket Presale Konser Kodaline Dibuka, Ini Daftar Harganya

Perbedaan yang sangat mencolok pun terlihat di antara harga penerbangan domestik dengan penerbangan melalui jalur internasional.

Harga tiket penerbangan domestik Banda Aceh Jakarta mencapai Rp 3 juta.

Sedangkan harga tiket Banda Aceh - Jakarta via Kuala Lumpur, Malaysia tak sampai Rp 1 juta.

Dilansir Grid.ID dari GridHot.ID, berikut unggahan beberapa warga Aceh yang membagikan pengalamannya terbang ke Jakarta via Kuala Lumpur.

Baca Juga : Rossa Bangga Tiket Konsernya Seharga 1,5 Juta hingga 20 Juta Ludes di Malam Tahun Baru

"Bahagian kepiluan sumbangan Nyak Sandang Cs," tulis Jamaluddin M Jamil, mantan Ketua KNPI Aceh, dalam status beserta tiga fotonya saat berada di Bandara Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA).

Nyak Sandang yang dimaksud oleh Jamaluddin adalah salah satu penyumbang uang untuk membeli pesawat Seulawah RI 001 Seulawah yang merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia.

Melalui status yang diunggahnya tersebut, Jamaluddin menyindir harga tiket pesawat dari dan ke Aceh yang sangat mahal, sehingga warga Aceh berbondong-bondong memilih penerbangan via Kuala Lumpur dengan maskapai Air Asia.

Di sisi lain, anggota DPR Aceh, Asrizal H Asnawi, turut mengunggah status bernada satire (sindiran) terkait fenomena baru yang terjadi di Aceh akibat mahalnya harga tiket penerbangan domestik.

Baca Juga : Tiket Film Asal Kau Bahagia Sold Out, Begini Tanggapan Armada

"Orang Aceh ke Jakarta pakai pasport, semoga orang Jakarta yg mau ke Aceh juga pakai pasport. Jelas sudah posisi kita," tulis Wakil Ketua Komisi IV DPRA ini, dalam status Facebooknya yang kemudian mengundang berbagai tanggapan netizen.

Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH, adalah salah satu warga yang ikut membuat paspor baru bagi anak-anaknya.

“Saya harus bikin paspor untuk empat orang, 3 anak dan seorang keluarga lain, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia,” kata Safaruddin seperti yang dikutip Grid.ID dari Serambinews.com, Jumat (11/1/2019).

Menurut pengakuan Safaruddin, mahalnya harga tiket penerbangan domestik, membuat dirinya harus memilih jalur penerbangan internasional untuk mencapai Kota Malang, Jawa Timur.

Baca Juga : Mulai Hari Ini, Pra-penjualan Tiket Film Asal Kau Bahagia Beli 1 Gratis 1!

Safaruddin pun mengungkapkan hasil pengecekan di situs penjualan tiket pesawat, jika menempuh penerbangan domestik dengan maskapai Garuda Indonesia, perlu uang sebesar Rp 4 juta lebih per orang untuk tiket Banda Aceh - Jakarta - Malang.

Jadi, untuk enam orang, Safaruddin harus mengeluarkan uang sebesar Rp 24 juta.

Sementara melalui jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya dengan maskapai Air Asia, harga tiketnya adalah Rp 950.000 per orang.

Maka, untuk 6 orang, Safaruddin hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 5.700.000.

Harga tiket tersebut, kata Safaruddin, sudah dia booking untuk penerbangan bulan Februari 2019.

Baca Juga : Siap-siap! Tiket Konser Tulus Dijual Online Mulai 27 Desember Mendatang

“Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 (Rp 355 ribu per paspor), lalu potong lagi untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta Rupiah,” kata pemegang kartu GarudaMiles Platinum bernomor 725 054 116 ini.

Jika tidak memilih Garuda Indonesia, atau pilih penerbangan domestik lainnya selain Garuda, harga tiket dari Banda Aceh ke Malang juga berkisar antara Rp 3 juta per orang.

Safaruddin pun mengimbau masyarakat Aceh yang ingin ke Jakarta atau daerah-daerah lain di Pulau Jawa agar memilih jalur Kuala Lumpur.

“Lebih bagus lagi kalau meginap selama satu malam di Kuala Lumpur, bisa jalan-jalan dan belanja di sana,” ujar Safaruddin seraya menyatakan kekesalannya terhadap “kebijakan pemerintah yang sangat tidak prorakyat.”

“Bukannya memberikan layanan khusus kepada rakyat Aceh yang telah menyumbang nenek moyangnya dahulu, Garuda Indonesia malah mencekik masyarakat Aceh. Padahal banyak obligasi milik rakyat Aceh yang belum mereka bayar dengan berbagai alasan,” tukas Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) ini.

Baca Juga : Tahun Baru 2019 : Promo Tiket Pesawat dan Kereta Api Murah, Cukup Masukkan Kode Bisa Dapatkan Cashback hingga Rp 200 Ribu!

Di sisi lain, dikutip Grid.ID dari Kontan, Indonesia National Air Carrier (INACA) atau Asosiasi Maskapai Dalam Negeri menegaskan kisaran harga tiket pesawat yang ada saat ini telah mengacu pada aturan terkait tarif batas atas tiket penerbangan yang diatur oleh Kementerian Perhubungan.

Harga tiket penerbangan tersebut, menyesuaikan dengan permintaan yang masih tinggi pada periode liburan Natal dan tahun baru 2019, khususnya ke sejumlah kota besar di Indonesia.

Maskapai menjual harga tiket juga disesuaikan besarannya dengan peningkatan biaya pendukung seperti biaya navigasi, biaya bandara, avtur dan kurs dolar yang fluktuatif.

Namun masih dalam batas yang ditentukan oleh Kementerian Perhubungan.

"INACA memproyeksikan periode peak season Natal dan tahun baru 2018/2019 masih akan berlangsung hingga tanggal 14 Januari 2019 mendatang," ujar Tengku Burhanuddin, Sekjen INACA dalam siaran pers, Jumat (11/1).

Baca Juga : Tutup Tahun dengan Nikmati Konser Glenn Fredly, Segini Harga Tiketnya!

INACA juga memastikan maskapai yang tergabung dalam INACA mematuhi dan berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan kebijakan penetapan harga tiket pesawat sesuai aturan yang berlaku.

Terutama dalam memastikan akses masyarakat terhadap layanan penerbangan tetap terpenuhi.

"Kementerian Perhubungan RI melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 telah mengatur mekanisme formulasi perhitungan dan penetapan tarif batas atas dan batas bawah penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri," lanjutnya.

Sebagai informasi tiket harga penerbangan terdiri dari atau gabungan sejumlah komponen biaya selain basic fare (yang diatur oleh Kementerian Perhubungan), biaya yakni asuransi, PPN, dan PSC yang juga cukup besar. (*)