Phthalates yang digunakan sebagai pelarut untuk warna, dianggap cukup berbahaya untuk sistem saraf.
Aseton dan toluene, yang menjaga warna tetap cair, menguap dengan cepat dan mengisi udara dengan kandungan racun yang berisiko bagi sistem pernapasan.
Adapun benzofenon yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan kanker.
Dokter Roizen dan Oz juga menyarankan agar tidak mengganti kuteks beberapa kali dalam seminggu.
Sebab, biasanya para remaja dan perempuan yang mementingkan penampilan kerap melakukan hal ini.
Di samping itu, sebaiknya tidak gunakan cairan penghapus kuteks lebih dari dua kali dalam sebulan.
Memberikan jeda waktu untuk lapisan kuku bernafas sebelum memulas warna atau kreasi kuku baru sangat disarankan.
"Jika perlu menggunakan cairan penghapus pewarna kuku, hindari yang mengandung aseton tinggi.
Zat ini akan membuat kering dan membahayakan kesehatan kuku.
Penggunaan aseton yang berlebihan sakan memberi dampak negatif dan berakibat fatal bagi mata, saraf, bahkan paru-paru," ujar dr Roizen dan dr Oz. (*)
( Kompas / Sakina Rakhma Diah Setiawan )
Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judul "Benarkah Kuteks Berbahaya untuk Tubuh?"