Laporan Wartawan Grid.ID, Lalu Hendri Bagus
Grid.ID – Sastrawan senior Indonesia, Sapardi Djoko Damono menyebutkan kalau dia kalah saing dengan sastrawab muda saat ini.
Menurut pendiri Yayasan Lontar itu, sastrawan muda di Indonesia saat ini sangat luar biasa.
"Oh sangat luar biasa," ujar Sapardi Djoko Damono saat ditemui Grid.ID disela-sela launching buku Hujan Bulan Juni versi Mandarin di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, Rabu (1/11/2017).
(Begini Cara Sastrawan Sapardi Djoko Damono Lahirkan Karya Magisnya)
Menurutnya, sastrawan muda Indonesia saat ini, dapat belajar dari dunia yang sangat luas.
Hal ini tentu jauh berbeda dengan zaman ia dahulu yang belum dapat mengakses informasi melalui internet.
"Mereka itu kan belajar dari dunia yang sangat luar biasa dan luas.”
(Begini Cara Sastrawan Sapardi Djoko Damono Pertahankan Eksistensi!)
“Mereka tuh sekarang bukan hanya citizen, di rumah mereka kan ada internet, zaman saya kecil kan enggak ada,” kata Sapardi.
Bahkan meski telah dikenal sebagai sastrawan senior, ia mengaku pekerjaanya yang paling sulit adalah mengejar ketertinggalan dari sastrawan muda.
"Pekerjaan saya yang paling susah adalah mengejar mereka itu (sastrawan muda)," kata Sapardi merendah.
Meski menyadari perbedaan zaman membuat ia tidak banyak mengenal teknologi terkini, namun sastrawan yang juga bergelar guru besar ini tidak mau hanya berdiam diri.
Dia mengaku juga ingin menguasai apa yang belum ia ketahui.
"Saya kan dibanding dengan anak anak muda itu gaptek ya, dalam soal itu, tapi saya harus menguasai,” tutupnya. (*)