Laporan Wartawan Grid.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Grid.ID - Belum banyak publik yang paham mengenai sepak terjang para pembuat berita hoax kelas kakap yang digadang-gadang mampu menangkan Donald Trump di Amerika.
Bahkan dalam sepak terjang para pembuat berita hoax kelas kakap, mereka sekarang sedang merambah politik Indonesia.
Bagaimana sepak terjang para pembuat berita hoax kelas kakap yang rela melakukan segala hal tersebut demi uang?
Baca Juga : Tak Kaget Beredar Hoaks Ustaz Arifin Ilham Meninggal, Anies Baswedan: Saya Sudah Dikabarin akan Ada Hoax
Dikutip dari Channel News Asia pada Sabtu (5/1/2019) lalu, salah satu pembuat berita palsu atau hoax tersebut menceritakan sepak terjangnya.
Salah satu pembuat berita palsu kelas kakap, Mirko Ceselkoski dengan bangga menunjukkan di kartu namanya tertulis 'pria yang bantu Donald Trump menangkan pemilu Amerika Serikat.
Mirko Ceselkoski berasal dari salah satu kota termiskin di Eropa, Veles, Macedonia.
Mirko sendiri merupakan salah satu pelopor digital marketing di Macedonia.
Baca Juga : Tepis Kabar Ayahnya Meninggal Dunia, Putra Ustad Arifin Ilham Imbau Netizen Untuk Tidak Sebarkan Hoax
"Saya selalu belajar tentang bagaimana cara menarik orang-orang untuk mengunjungi situs saya," kata Mirko.
Dirinya mengaku banyak yang bertanya padanya tentang bagaimana menghasilkan uang melalui online secara mudah.
Di awal pengajarannya, ada murid-murid yang sukses mengikuti tuntunan dari Mirko dan menjadi profesional di digital marketing.
Baca Juga : 5 Penemuan Bersejarah di Dunia ini Ternyata Hanya Hoax, Jangan Sampai Tertipu!
Hingga mereka menanggapi dan mempelajari tentang politik di Amerika Serikat.
Salah satu pembuat berita palsu di Macedonia yang dirahasiakan identitasnya mengungkap bagaimana dia menjalankan operasinya.
Pertama, pelaku membuat akun palsu di Facebook dan bergabung dengan beberapa grup.
"Kita harus membuat postingan dengan judul 'klik bait' dan postingan tersebut harus disesuaikan dengan latar belakang grupnya," kata pelaku.
Baca Juga : 6 Info yang Salah Mengenai Cuaca Dingin di Musim Hujan. Hoax!
Kedua, temukan cerita-cerita yang sedang viral saat itu untuk menjalani langkah ketiga.
Ketiga, tulis ulang cerita tersebut dengan gaya bahasa dan isi yang lebih sensasional agar menarik pembaca.
Keempat, unggah hasil tulisan tadi dan tunggu keuntungan yang akan didapatkan.
Baca Juga : Manajemen Seventeen Sayangkan Tersebarnya Foto Hoax yang Diduga Dylan dan Andi
Pelaku menuturkan pada masa pemilu Amerika Serikat, berita palsu tentang Donald Trump lebih disukai dibanding yang asli.
Hal ini membuat tulisan palsu tadi bisa lebih mudah menarik minat para pembaca.
Mirko Ceselkoski menjelaskan para pembaca tersebut akan mempercayai segala hal yang ditulis karena mereka mendukung Donald Trump.
Baca Juga : Jalan Gubeng Surabaya Ambles, Tri Rismaharini Imbau Warga Tidak Terpancing Berita Hoax
"Dan akhirnya, mereka ingin menyebarkan berita tersebut," jelas Mirko.
Menurut para pelaku yang diwancarai, mereka menyampaikan meskipun berita tersebut palsu, tapi semua orang diberi hak untuk membacanya atau tidak, mempercayainya atau tidak.
Sementara itu di Indonesia, para pembuat berita palsu ini lebih dikenal dengan sebutan Buzzer.
Organisasi Mayarakat Anti-Fitnah Indonesia bahkan telah menemukan berita palsu politik sebelum Asian Games pada Agustus 2018 lalu.
Baca Juga : Sahabat Sempat Bocorkan Kabar Aming Sugandhi Akan Menikah Lagi, Aming : HOAX!
Co-founder Mafindo, Aribowo Sasmito menyatakan pihaknya menemukan berita yang menyebut salah satu kandidat berkomentar buruk tentang profesi atlit.
"Mainstream atau media yang kredibel tentu saja tidak akan menggunakan judul yang provokatif," jelas Aribowo.
"Tapi untuk orang yang tidak suka dengan kandidat tersebut bakal langsung percaya aja," tambahnya.
Baca Juga : Gilang Dirga Minta Netizen Stop Sebar Isu Hoax Soal Perceraian Gading Marten dan Gisella Anastasia
Menurutnya, politik menjadi salah satu topik yang paling disukai para pembuat berita palsu.
"Biasanya, para partai politik akan menggunakan berita palsu tersebut untuk menyerang para kandidat," kata Aribowo.
Aribowo menjelaskan salah satu berita palsu yang pernah tersiar menyangkut Presiden Joko Widodo.
Baca Juga : Heboh Kabar Perceraian Gisella Anastasia dan Gading Marten, Netizen: Semoga Hoax!
Dalam berita tersebut menunjukkan foto yang mirip Jokowi tampak bersama partai komunis yang dilarang pemerintah pada tahun 1965.
Dirinya menjelaskan berita ini mudah menyebar dan mudah dipercayai karena mengandung unsur penting dan sesuatu yang konspirasional.
Salah satu pelaku yang beroperasi di Indonesia, Iqbal (bukan nama sebenarnya) menjelaskan dirinya mempunyari ratusan akun Twitter dan belasan akun Facebook.
Baca Juga : Jadi Korban Hoax Kasus Pencairan Dana 23 Triliun, Ratna Sarumpaet Hingga Kini Belum Melapor
"Tiap akun saya buat konsisten, akun berprofil wanita akan membuat postingan yang mengandung unsur dunia wanita, begitu juga sebaliknya," terang Iqbal.
Iqbal sendiri bahkan menyiapkan materi untuk nantinya bila ada yang mendebatnya di postingan tersebut.
Meski begitu, Iqbal menyatakan dirinya hanya membuat berita fakta dengan judul klik bait.
Bahkan Iqbal menyatakan berita palsu merupakan hal yang paling dia hindari.
Baca Juga : Kasus Hoax Penganiayaan Ratna Sarumpaet Menjadi Pembuka Kasus-kasus Bohong Lain yang Dialaminya
Ariwibowo mengutarakan pendapatnya kenapa banyak orang yang mudah mempercayai berita palsu.
"Orang-orang mempercayai berita palsu karena mereka malas," kata Aribowo.
"Ketika mereka membaca judulnya langsung saja di sebarkan," tambahnya.
"Ketika ditanya kebenaran beritanya, mereka (penyebar) hanya menjawab tidak tahu dan dapat dari grup jadi mereka sebar begitu saja," terang Aribowo
Baca Juga : Ini Alasan Tersangka Menjadikan Ratna Sarumpaet Incaran Korban Hoax Dana Rp23 Trilun
Dirinya mengaku satu-satunya jalan untuk mencegah hal ini berkelanjutan adalah menanamkan metode 'Cek Dulu'.
Selalu cek segala informasi yang diterima sebelum menyebarkannya, agar masyarakat bisa menjadi netizen yang bertanggung jawab.
(*)