Penelitian menunjukkan, sirkuit saraf di seluruh otak mengatur proses bernapas ini,
namun belum diketahui jalur saraf yang mengaitkan bernapas dalam dengan status emosional seperti rasa tenang.
Dalam studi terbaru, Dr.Mark Krasnow, profesor biokimia dari Universitas Stanford School of Medicine,
meneliti area otak yang mengontrol irama pernapasan yang disebut pre-Botzinger komplek.
Menggunakan teknik pemetaan saraf dan tikus yang direkayasan genetika,
Krasnow akhirnya menemukan saraf-saraf yang bertanggung jawab pada efek ketenangan dari bernapas tersebut.
Meski bernapas adalah sesuatu yang mudah dan aman untuk mengendalikan rasa cemas dan stres,
para ahli mencoba mengembangkan pengobatan yang menargetkan gen-gen tersebut, terutama untuk mengatasi serangan panik.
Terapi tersebut juga diharapkan bermanfaat mencegah sindrom kematian mendadak pada bayi-bayi prematur. (*)
(Kompas.com/Lusia Kus Anna)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Menarik Napas, Menenangkan Diri