Grid.ID - Sampai hari ini, beberapa orang di Jawa masih percaya, Selasa Kliwon adalah hari yang dikeramatkan.
Konon, kepercayaan ini sudah turun temurun sejak nenek moyang mereka.
Bila ada orang yang meninggal pada Selasa Kliwon, akan memunculkan mitos tersendiri.
Yang ngeri, mereka yang menganut ilmu hitam, bahkan akan berburu jenazah orang yang meninggal pada Selasa Kliwon.
( BACA : Duh Ternyata Benar, Karena Ini Sang Istri Gugat Cerai Aldi Taher Walaupun Sedang Hamil 12 Minggu )
Mereka percaya mayatnya bisa dijadikan jimat, diambil sebagai mahar pesugihan dan lain sebagainya.
Maka tak heran, di sejumlah daerah di Indonesia kerap terjadi laporan makam yang dibongkar, jenazah hilang, tali pocong hilang dan lainnya.
Di Gunungkidul, Yogyakarta warga selalu beramai-ramai menjaga makam seorang warganya yang meninggal tepat di Selasa Kliwon.
Tentu saja tindakan ini untuk mengantisipasi si jenazah agar tak terusik tangan-tangan jahil yang sedang mendalami ilmu hitam.
Adalah warga di Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop yang menjaga jenazah seorang warganya yang meninggal Selasa Kliwon.
Bahkan warga dibantu polisi untuk menjaga makam tersebut.
Lamanya bahkan sampai 7 hari terus menerus.
Kepala Desa Karangwuni, Suparta mengatakan kepercayaan masyarakat di desanya, sama seperti kepercayaan masyarakat lainnya di Gunungkidul, yang mempercayai jika orang yang meninggal di malam Selasa Kliwon maka akan ditunggui.
"Kalau di desa kami biasanya ditunggui seminggu atau sampai 7 hari setelah meninggal, tetapi ada yang sampai 40 hari," katanya, Jumat (3/11/2017).
Tapi, bukan karena kekhawatiran dicuri oleh para pemilik ilmu hitam.
Ia menuturkan, warga yang menunggui makam dikarenakan percaya jika meninggal pada malam Selasa Kliwon, jenazah sering dicuri hewan liar.
"Sampai saat ini memang belum ada peristiwa pencurian jenazah, tetapi warga mengantisipasi," ucapnya.
Sunyoto, seorang warga Dusun Teken, Desa Karangwuni mengatakan masyarakat khawatir jenazah dicuri hewan liar, oleh karena itu warga menunggui di sekitaran pusara orang yang baru saja meninggal dunia.
"Warga berada di kuburan karena menunggu jenazah yang baru dikubur, acara ini dilaksanakan untuk antisipasi hewan liar," ucapnya.
Kapolsek Rongkop, AKP Hendra Prastawa, sudah mengimbau kepada Bhabinkamtibmas untuk peduli dengan kegiatan warga, termasuk membantu warga saat menunggui kuburan.
"Sudah menjadi kebiasaan di Dusun Teken, setiap ada yang meninggal, warga menunggu di kuburan sampai 7 hari secara bergantian," ucapnya.
Beberapa masyarakat menganggap 'hewan liar' ini adalah jelmaan dari orang yang sedang mendalami ilmu hitam. (*)
Artikel ini sebelumnya tayang di : Tribunnews.com