Dia punya prinsi untuk membiarkan hasil kerjanya sebagai bukti.
Setelah Silvia bisa melewati hal itu, selanjutnya semuanya berjalan lancar.
Silvia maklum dengan anggapan bahwa lingkungan kerja dengan mayoritas pekerjanya laki-laki itu sangat penuh tekanan untuk perempuan.
Namun Silvia tak menganggapnya karena sejak kuliah juga audah terbiasa, bahwa jurusan teknik sipil itu memang kebanyakan laki-laki.
Untungnya, di PT MRT Jakarta sendiri, baik dari jajaran direksi atau di antara tim Silvia sendiri, ia tak merasa menjadi minoritas.
Apalagi, sekarang engineer perempuan juga sudah mulai masuk PT MRT, sehingga cukup mengimbangi pekerja laki-laki.
Selamat bekerja Silvia Halim!
Warga Jakarta menunggu sentuhan cantikmu untuk mengurangi kemacetan parah yang dideritanya sehari-hari. (*)