Grid.ID – Sebelumnya tersiar kabar bahwa department store Internasional seperti Lotus dan Debenhams akan segera menutup gerainya di Indonesia.
Hal ini memicu spekulasi sebagai runtuhnya usaha ritel di Indonesia atau bahkan dunia.
(BACA: Ingin iPhone Lama Kamu Terdengar Seperti iPhone X yang Baru? Ini Caranya (Android Juga Bisa!))
Ternyata, salah satu pemain di dunia ritel kelas dunia yang juga merupakan salah satu peritel legendaris dari Amerika juga mengalami kesulitan.
Peritel serba ada Sears Holdings bersiap menutup puluhan gerainya pada 2018.
Sebagaimana diwartakan USA Today, Sabtu (4/11/2017), department store legendaris yang berdiri sejak 1886 itu tengah mengalami masa sulit dalam perjalanan bisnisnya.
Setelah menutup 350 toko sejak awal tahun ini, sebanyak 63 cabang lainnya dipastikan berhenti operasional mulai Januari mendatang.
Dari 63 gerai tersebut, sejumlah 45 gerai berdiri dengan merek usaha Kmart dan sisanya bernama Sears.
(BACA: Ternyata Ini Kegunaan Lain Baby Oil, Bisa Buat Begini loh, Penasaran?)
"Sears Holdings melanjutkan penilaian strategisnya terhadap produktivitas gerai Kmart dan Sears. Perusahaan akan terus menyesuaikan jumlah dan juga ukuran gerai," demikian pernyataan resmi Sears Holdings.
Lebih lanjut, Sears Holdings memastikan, penutupan tak dapat terhindarkan bagi gerai yang kurang menguntungkan.
"Kami tengah mengubah model bisnis sehingga gerai fisik dan kemampuan digital kami sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan,” ujar juru bicara Sears Holdings.
Enam puluh tiga gerai masih tetap melayani pelanggan pada musim libur akhir tahun ini.
Sementara itu, proses likuidasi gerai terdampak bakal dimulai pada 9 November mendatang. Seluruh karyawan juga mendapat kompensasi dan kesempatan bekerja di jaringan ritel lainnya milik Sears Holdings.
(BACA: Warna Ungu Jarang Dipakai untuk Bendera, Ternyata ini loh Alasannya)
Berbagai cara sebetulnya telah ditempuh perusahaan untuk menyelamatkan bisnisnya. Inisiatif tersebut mencakup penjualan merek in-house, bekerja sama dengan Amazon, hingga mencari pinjaman dari Chief Executive Officer Sears, Eddie Lampert.
Namun, guncangan ritel tetap terjadi dan memaksa Sears Holdings merelakan 63 gerai gulung tikar.
Dalam laporan terbarunya, penjualan di toko jaringan Sears Holdings merosot lebih dari 11 persen. Pendapatan pun tergerus dari 5,66 miliar dollar AS menjadi 4,37 miliar dollar AS.
Saham Sears juga turun sekitar 3 persen pada Jumat kemarin, membuat akumulasi penurunan saham Sears telah mencapai setidaknya 40 persen pada 2017.
Terkait kondisi tersebut, penjualan aset diprediksi dapat menjadi opsi menarik bagi Sears Holdings dalam menggenjot pundi-pundi kasnya.
(BACA: Terbang Ke Eropa, Ternyata Inilah Lokasi Honeymoon Romantis Song Song Couple)
Upaya bertahan di tengah gempuran bisnis daring (online) terus diupayakan perusahaan. Strateginya antara lain menguji coba format toko lebih kecil dan memindahkan lokasi gerai ke tempat lebih prospektif. (*)
Tulisan ini sudah pernah tayang sebelumnya di Kompas.com yang ditulis oleh Haris Prahara dengan judul “Tragis, 63 Gerai Peritel Legendaris AS Ini Gulung Tikar”.