Dikutip wartawan Grid.ID dari RT, hingga kini ada 8 anak di seluruh dunia yang lahir dari transplantasi rahim.
(Baca juga: 5 Artis Cantik yang Punya Tato Pada Tubuh Indahnya, Ada yang Punya 7 Sampai 13 Tato Loh!)
Narasi besar bahwa kemungkinan seorang lelaki dapat hamil disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah dan Expo ASRM 2017.
Dalam pertemuan tersebut, juga disoroti kurangnya kesadaran seputar pelestarian kesuburan bagi pasien transgender.
Tercatat, sangat sedikit pasien yang ingin melakukan perubahan gender yang menerima perawatan preservasi kesuburan sebelum masa transisi.
Sebuah survei baru-baru ini terhadap 20 lelaki transgeder menemukan fakta berikut ini.
(Baca juga: Jelang Pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby, Ternyata Ada Bagian Wajah Putri Jokowi yang Nggak Dipoles oleh Sang Perias )
Tak satupun dari mereka menjalani proses pengambilan dan pembekuan telur.
Padahal penting bagi pasien transgender agar tahu bahwa pelestarian kesuburan merupakan sebuah pilihan bagi mereka.
Terlepas dari kemajuan hal ini, transplantasi rahim masih merupakan prosedur eksperimental.
Sejumlah ahli dari Inggris memperingatkan bahwa memulai kehamilan pada wanita transgender mungkin tak etis.
(Baca juga: Karena Hal Ini Juga Sang Istri Menggugat Cerai Aldi Taher)
Sebab, hal ini dapat menimbulkan resiko 'signifikan' pada janin.
Atas temuan yang akan berdampak besar bagi peradaban manusia, Julian Savulescu, profesor etika praktis di Universitas Oxford, punya pendapat seperti ini.
Meski mungkin ada manfaat psikologis bagi ibu yang membawa bayinya sendiri, harus ada pertimbangan yang lebih jauh.
"Apakah hal ini akan memiliki dampak psikologis bagi anak yang lahir dengan cara yang tak biasa ini."(*)