Find Us On Social Media :

Tak Mau Lagi Dipanggil Ahok Setelah Bebas Nanti, ini Alasannya

By None, Senin, 21 Januari 2019 | 11:40 WIB

Tak Mau Lagi Dipanggil Ahok Setelah Bebas Nanti, ini Alasannya

Grid.ID — Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan nama Ahok akan bebas murni pada 24 Januari mendatang.

Setelah bebas nanti, dia berharap tak lagi dipanggil dengan nama Ahok.

Dia ingin dipanggil dengan nama BTP yang tak lain merupakan singkatan dari namanya.

Ahok menyampaikan harapannya itu lewat surat yang dia tulis di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, sepekan sebelum bebas, yakni Kamis (17/1/2019).

Baca Juga : Susah Payah Nabung Hingga Rp 55 Juta Untuk Operasi Plastik, Nasib Wanita ini Justru Berakhir Tragis

"Saya keluar dari sini (Rutan Mako Brimob) dengan harapan panggil saya BTP bukan Ahok," tulis dia.

Melalui surat itu, Ahok mengaku banyak belajar menguasai dirinya selama ditahan di Rutan Mako Brimob.

Dia pun bersyukur bisa ditahan di sana selama hampir dua tahun.

"Saya di sini belajar menguasai diri seumur hidup saya," kata Ahok.

Baca Juga : Kode Minta Mantu Baru, Caption Foto Umi Kalsum Jadi Sorotan Netizen!

Pembelajaran selama di Rutan Mako Brimob rupanya menjadi alasan Ahok ingin dipanggil BTP.

Salah satu anggota Tim BTP, Ima Mahdiah, menyampaikan, Ahok berharap dipanggil BTP karena dia sudah banyak belajar menguasai dirinya selama menjalani hukuman pidana.

Ahok menjadi sosok yang "baru" setelah bebas nanti.

"Betul (karena sudah belajar menguasai diri), sudah menjadi baru, he-he-he," kata Ima.

Baca Juga : Mulai Hari ini 6 Ruas Tol Trans Jawa Berbayar, Berikut Daftar Tarifnya

Adapun Ahok ditahan di Rutan Mako Brimob sejak 9 Mei 2017. Dia divonis dua tahun penjara dalam kasus penodaan agama.

Selama ditahan, Ahok mendapatkan tiga kali remisi dengan total pengurangan masa tahanan 3 bulan 15 hari.

Karena itu, dia akan bebas murni tiga hari lagi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, “Ahok Ingin Dipanggil BTP Selepas dari Penjara, Mengapa?”