Tatacara ini menjadi perlambang gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga.
Setelah pasang bleketepe, maka prosesi dilanjutkan upacara siraman.
Upacara Siraman mengandung makna memandikan calon mempelai yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin.
Urutan tahapannya yaitu calon pengantin memohon doa restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka (calon pengantin pria dan wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram oleh pinisepuh, orang tua dan orang lain yang telah ditunjuk.
Setelah siraman, maka dilanjutkan dengan sade dawet atau jualan dawet yang dilakukan oleh kedua orang tua pengantin putri.
Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh ayah calon mempelai wanita.
Hanya Karena Hal ini, Pria Tega Tampar Anjingnya Berulang Kali, Lihat Videonya Bikin Dada Sesak
Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.
Sisi menarik dalam prosesi Dodol Dawet adalah para undangan yang membeli dawet harus menggunakan kereweng atau pecahan genting, bukan uang.
Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia sejatinya dimulai dan ‘dinafkahi’ dari bumi.
Pada saat yang sama, calon mempelai putra juga melakukan prosesi siraman di tempat yang terpisah.