Blaketepe adalah anyaman yang terbuat dari daun kelapa yang nantinya akan dipasang di bagian luar rumah.
Sementara itu, tuwuhan adalah baki yang berisi padi yang nantinya akan dipasang oleh kedua orangtua calon mempelai wanita, di depan rumah mereka.
Tuwuhan sendiri bermaksa sebagai doa serta harapan agar pasca pernikahan, anak-anak mereka dapat memperoleh keturunan yang baik sebagai penerus keluarga.
Setelah pemasangan blaketepe dan tuwuhan, prosesi Siraman dilangsungkan.
Di sana, calon pengantin wanita tak hanya “dimandikan” oleh kedua orangtua, namun juga para kerabat keluarga yang dituakan.
Biasanya, calon mempelai wanita juga duduk bersimpuh di sebuah alas tikar dari anyaman daun kelapa, sambil meminta restu dari kedua orangtua.
(Kain Jumputan yang Akan Dipakai Kahiyang Ayu di Acara Siraman)
Lalu, pihak calon mempelai wanita mengirimkan air perwito adi, kepada calon mempelai pria.
Malam harinya, keluarga calon mempelai pria akan datang ke kediaman calon mempelai wanita untuk serah terima peningset alias seserahan dan malam midodareni. (*)