Nanaka saat itu memecahkan 8 dari 10 genteng dengan satu pukulan tunggal.
Praktik semacam ini memang terkenal di Jepang sebagai kawara wari.
Erina mencoba segalanya untuk memindahkan genteng, memperbaiki posisi meja, dan mengatur jarak kedua meja.
Dia juga memastikan posisi pukulan buah dadanya tepat mengenai tumpukan genteng.
(BACA: Disela-Sela Pernikahan Kahiyang Ayu, Jokowi Naik Pesawat Ekonomi, Mau ke Mana?)
Sayangnya, usahanya gagal total.
Jelas, buah dada tidak cukup kuat untuk memecahkan genteng.
Akhirnya Erina menggunakan cara lain.
Ia memilih anggota badan lain untuk memastikan pekerjaannya selesai.
Ya, dia menggunakan bokongnya.
Ia mencoba dan akhirnya cara itu cukup efektif memecahkan beberapa genteng walau tidak semua. (*)