Find Us On Social Media :

Efektifkah Ancaman Pemerintah Untuk Blokir WhatsApp Karena GIF Porno?

By Kama, Rabu, 8 November 2017 | 15:01 WIB

Efektifkah memblokir WhatsApp?

Akibatnya, tidak semua provider penyedia jasa Internet mengikuti filter Internet Sehat yang ternyata masih dianggap pihak ketiga.

Sebagai contoh, situs Vimeo yang menyediakan video-video seperti YouTube adalah salah satu situs yang diblokir Internet Sehat. Hanya dengan alasan, ‘ada konten yang mengandung pornografi’ tanpa mengelaborasi kriterianya. Padahal, pada situs tersebut ada lebih banyak video yang bermanfaat ketimbang yang buruk.

Kembali lagi ke ancaman pemerintah untuk memblokir WhatsApp, jika ancaman tersebut diberlakukan, maka siang ini (08/11/2017) WhatsApp akan diblokir. Apakah akan lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya?

WhatsApp sudah menjadi salah satu sarana komunikasi terpenting di Indonesia. Banyak perusahaan yang menggunakan group WhatsApp untuk mengordinasikan karyawannya. Belum lagi untuk hal silaturahmi yang terjalin.

Sebenarnya, apa sih yang bisa dilakukan oleh WhatsApp terkait tuntutan dari pemerintah itu? Menghilangkan fitur GIF? Tentunya waktu 2 x 24 jam tidaklah cukup untuk melakukan itu. Kalaupun bisa, berarti pengguna juga harus download versi terbaru dulu sebelum akhirnya fitur tersebut hilang.

Memutus hubungan bisnis dengan Tenor juga bukanlah keputusan mudah. Sedangkan masih banyak GIF porno lain yang tersebar di Internet.

(BACA: Tak Banyak yang Tahu, Calon Suami Kahiyang Ayu, Bobby Nasution Ternyata Keturunan Raja! Ini Dia Fakta Lainnya di Balik Pernikahan Mereka!)

Tahukah kamu, bahwa kamupun bisa mencari GIF porno tersebut dengan memasukkan kata kunci yang sama di Google, atau search engine lain.

Apakah pemerintah akan memblokir mereka semua? Itu sama saja dengan memblokir Internet yang sudah pasti mustahil.

Sebenarnya cara yang paling mungkin dilakukan jika kamu peduli dengan anak-anak, adalah dengan memersiapkan mereka terhadap derasnya arus informasi di era Internet ini.

Bukan lantas blokir sana blokir sini. Karena mau tidak mau, di era informasi ini semua tidak bisa dibatasi. Akan selalu ada celah. Anak kita tentunya tidak bodoh, dan bisa mencari celah itu. Apalagi sudah jadi sifat anak-anak, semakin dilarang maka akan semakin ingin tahu.

Yang paling penting adalah mendampingi mereka dan memberikan mereka pengertian terhadap hal-hal tersebut agar mereka siap dan tidak terjerumus. Tak heran jika para penyedia jasa media sosial dan gadget memberikan batasan umur 13 tahun ke atas untuk menggunakannya.

(BACA: Sekilas Beberapa Hidangan Ini Tampak Menggugah Selera, Tapi Ternyata Dibuat dari Bahan yang Tak Pernah Diduga)

Akhir kata, don’t shoot the messenger. Jangan bakar ladang hanya karena beberapa tikus. (*)