Lalu, bagaimana reaksi diler hal tersebut.
Secara luar biasa, Heru Airlangga mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut.
Padahal, Eko mengaku sempat ragu.
Pasalnya, sebelum ke diler Kawasaki, ia datang ke sebuah bank untuk menukar uang koin tersebut.
Tapi, maksud itu justru ditolak oleh pihak bank.
"Katanya mereka hanya bisa melayani penukaran uang koin maksimal Rp 500.000 dalam satu hari. Padahal uang logam saya jumlahnya sekitar Rp 42 juta. Kalau ditukar di bank dengan cara seperti itu akan membutuhkan waktu yang lama," kata Eko.
Kendati ditolak bank untuk penukaran uang recehan dalam jumlah banyak, Eko dan Erna tidak putus asa.
Keduanya nekat mendatangi diler Kawasaki di Kota Ponorogo.
"Sebelum datang ke diler, istri saya menghitung jumlah yang kami tabung dalam gentong air dan kaleng bekas cat. Hampir satu minggu lamanya dia menghitung jumlah uangnya," jelas Eko.
Tak disangka, kata Eko, pihak diler menerima uang logam recehannya untuk membayar satu unit sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc.
"Saya omong kalau sebagian besar uangnya koin gimana. Pihak dealer tidak mempersoalkan. Nanti diajak hitung bersama-sama. Pemilik diler menyatakan tidak masalah karena uangnya sama lakunya," ungkapnya.
"Pak Heru yang punya diler kawasaki sampai heran saya tekun mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Saya jelaskan jualan cilok itu untungnya sedikit," ujarnya.