Penjaja makanan pertama yang ia lihat adalah gerobak penjual nasi goreng.
Singkat cerita, setelah sampai di sana, Dwiki pun memesan tiga nasi goreng telur, satu es teh manis, satu teh manis hangat, dan satu teh tawar hangat.
(BACA : Rina Nose Lepas Hijab, Netizen Terkejut Dibuatnya Karena Alasan Fakrul Razi Kah? )
“Pas pesan itu nggak ada daftar harganya, saya juga nggak nanya. Karena saya merasa sudah terbiasa makan di Yogya. Saya kuliah di sini, sudah satu tahun. Sepengetahuan saya paling (harganya) nggak sampai Rp 15.000,” kata Dwiki.
Namun ekspektasinya salah.
Usai makan, penjual mengatakan total harga makanan sebesar Rp 88.000. Dwiki mengaku terkaget.
“Yang bayar memang teman ayah saya, tapi karena saya kaget, ya saya tanya lagi ke penjual. Dia bilang satu porsi nasi goreng harganya Rp 20.000. Karena saya nggak mau debat, saya pergi. Sampai di hotel saya pun ingin menanyakan apakah harga tersebut wajar atau tidak, makanya posting ke Facebook itu tapi saya sama sekali nggak sebut nama warung dan penjualnya, saya hanya ingin tanya,” kata dia.
(BACA : Astaga! Beredar Foto Kucing Dibakar Hidup-hidup, Alasannya Cuma Sepele Ini )
Mahasiswa asal Sumatera ini menilai harga nasi goreng yang dibelinya saat itu cukup mahal.
Sebab, kata dia, biasanya di Yogya jika membeli menu yang sama bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah.
“Lokasinya di Dagen Malioboro, saya itu kecewa aja karena nggak dikasih daftar menu dan harga. Saya mikirnya ya pasti lebih murah, karena tempat makannya itu nggak permanen, ada di pinggir jalan. Kalau restoran yang ada fasilitas kayak WiFi itu kan wajar,” kata Dwiki.
Usai unggahannya menjadi viral di media sosial, Dwiki mengatakan bahwa ada orang yang melakukan klarifikasi dan membantah soal isi dari tulisan yang diunggahnya.