Ia mengaku bekerja sendirian di sebuah rumah tingkat tiga
"Aku bekerja sejak Subuh sampai saat ini. Aku bilang pada majikan tidak betah," ungkap Nur.
Bekerja berat bagi Nur adalah risiko yang harus dihadapi sebagai seorang asisten rumah tangga.
Namun bukan itu yang membuat luka tergurat begitu dalam di hati Nur.
Yang membuatnya sedih dan kecewa adalah ketika ia dipaksa melayani nafsu bejat majikannya.
Tidak hanya majikan laki-laki, anaknya pun ikut-ikutan memaksa Nur melayani nafsu bejat mereka.
Tentu kondisi itu membuat Nur tersiksa.
Nur geram mengapa dua pria bejat itu tidak mencari pelampiasan kepada istri atau wanita penghibur.
"Kenapa tega banget, kalau minta ng*wek, kenapa tidak minta sama istrinya atau mereka bisa beli," ungkap Nur sambil menangis terisak.
Nur tak kuasa menahan luka batin di hatinya.
Ia bahkan tak berani mengadu kepada majikan perempuan. (*)