Namun nahas sangat banyak pasien yang meninggal di tangannya.
Hoegel mengaku melakukan hal itu untuk mendapatkan sensasi menyelamatkan pasien yang kritis.
Miris, dalam suratnya, Hoegel menulis betapa ia sangat mencintai pekerjaannya itu.
Baginya saat-saat pasien dalam kondisi kritis adalah momen terindah dalam hidup Hoegel.
"Saya berbicara dengan mereka, tertawa bersama mereka, dan mendukung mereka dalam masa-masa sulit," Ungkapnya.
Hoegel kini harus menghadapi tuduhan pembunuhan terhadap 38 pasien di Oldenburg dan 62 di Delmenhorst tahun 1999-2005.
Aksinya berhenti ketika seorang rekannya mengetahui pria berusia 40 tahun itu memberikan obat jantung ke pasien pada 2005.
"Saya memang salah satu pembunuh terbesar," tulis Hoegel dalam suratnya. (*)