Grid.ID - Alien masih menjadi misteri bagi banyak kalangan, mulai dari ilmuwan hingga pemerintah negara.
Namun, hampir bisa dipastikan Indonesia tak akan menjadi negara pertama yang menjumpai alien.
Saat ini, kita belum punya alat memadai untuk berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa.
Dalam hal bertemu alien, negara yang bisa dibilang cukup beruntung adalah Tiongkok.
(Baca juga: Begini Penjelasan Bagaimana Netizen Dapat Mengkonsumsi Teori Konspirasi di Facebook)
Mereka punya teleskop radio terbesar di dunia yang telah mengalahkan besarnya teleskop Arecibo di Puerto Rico.
Dengan teleskop yang bernama teleskop Sperikal Apertus lima ratus (FAST), Tiongkok bisa mendapatkan energi elektromagnetik dari luas angka.
Pembangunan FAST ini sendiri selesai pada tahun 2016.
Lalu, pada Agustus 2017, pemerintah Tiongkok tak tangung-tanggung menawarkan hibah sebesar 1,9 juta dolar AS (Rp. 25,5 miliar) bagi yang mau menjadi direktur utama operasi ilmiah.
Sebetulnya, kita tak perlu heran melihat Tiongkok menjadi pencari alien.
Ross Andersen, dalam tulisannya di The Atlantik edisi Desember mengatakan, usaha pemerintah Tiongkok (mencari alien) telah berlangsung sejak lama.
Setidaknya sejak tahun 1980an melalui investasi besar dalam penelitian ilmiah.
Seperti dikutip Newsweek pada Kamis (9/11/2017), hingga tahun 2020, pemerintah negeri tirai bambu akan mengucurkan dana untuk penelitian dan pengembangan sebesar 1,2 triliun dolar Amerika Serikat.
Alokasi sebesar 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) itu termaktub dalam rencana lima tahun Tiongkok ke-13 yang berlaku sejak Maret 2016.
Menariknya, salah satu prioritas pengeluaran ilmu pengetahuan itu digunakan untuk eksplorasi ruang angkasa.
Memiliki satu teleskop FAST juga tak membuat Tiongkok puas.
Mereka berencana membangun kembali teleskop elektromagnetik serupa dan menempatkannya di sisi gelap bulan.
(Baca juga: VIDEO: Teror Buaya di Kalimantan Tengah, 2 Tali Tambang Ini Mampu Amankan Sejumlah Warga dari Ancaman Mengerikan)
Selain Tiongkok, pemerintah Amerika Serikat sebelumnya punya program Pencarian Kecerdasan di Luar Bumi (SETI).
Untuk hal ini, Pemerintah Amerika Serikat menggunakan teleskop Arecibo.
Sayangnya, saat ini teleskop itu mengalami kerusakan ringan akibat badai maria.
Tak hanya pemerintah, pencarian alien juga dilakukan oleh kalangan ilmuwan.
(Baca juga: Kalimat Pembangkit Gairah yang Harus Kamu Sebut Malam Ini! Jangan Kaget ya Kalau Suami Ketagihan)
Contonya saja Universitas California, Barkeley, Amerika Serikat yang juga turut berperan dengan program SETI@home.
Dalam proyek ini, mereka mengundang individu menyumbangkan kemampuan komputasi untuk membantu para ilmuwan menganalisis data.
Di samping itu, ada pula kelompok ilmuwan yang mengambil fokus tentang apa yang harus kita (manusia) harus ucapkan saat pertama kali bertemu alien.
Kesalahan dalam menyapa mungkin saja membuat tetangga asing manusia itu marah.
(Baca juga: Begini Penjelasan Bagaimana Netizen Dapat Mengkonsumsi Teori Konspirasi di Facebook)
Organisasi bernama Messaging Extraterrestrial Intelligence (METI) mengumpulkan para ahli untuk menjawab “masalah” tersebut.
"Mengakui tujuan besar untuk melakukan kontak dengan peradaban luar bumi, sebelum transmisi METI International terlibat dalam konsultasi luas dengan para ahli dari ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, ilmu humaniora, dan bidang lainnya untuk mendorong pendekatan yang bertanggung jawab terhadap pengiriman pesan," tulis organisasi tersebut dalam situs web resmi mereka.
Sayangnya, menurut Andersen dalam tulisannya, pengiriman pesan kepada alien masih merupakan sebuah kontroversi.
Belum ada analisis mengenai baik-buruknya hal tersebut.
Jadi meski Tiongkok mempunyai teleskop FAST atau METI sedang mencoba mengirim pesan kepada alien, namun hingga saat ini alien belum pernah ditemukan.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah pernah tayang di Kompas dengan judul Sebenernya Punk Itu Apa Sih? Ini 5 Ideologi Dasarnya Yang Mesti Lo Tahu.