Layaknya menginap di sebuah kapal perang, kamar mandi dibuat bersekat dan terpisah dengan toilet. Untuk setiap kamar mandi, terdapat lima shower yang dipisahkan dengan bilik kaca.
Pengelola hotel juga menyediakan fasilitas lain berupa area bersantai yang berada di selasar lobi. Area tersebut terbagi ke dalam dua bagian.
Sisi sebelah kiri merupakan area santai yang dikhususkan bagi pengunjung yang gemar rebahan. Sejumlah bantal berukuran besar lengkap dengan alas untuk tidur disediakan pengelola.
(BACA JUGA: Dewi Sandra Menangis Ditanya Ini Oleh Ashraf Sinclair)
Sedangkan area sebelah kanan diperuntukkan bagi mereka yang ingin bersantai dengan cara duduk. Tiga set meja disediakan lengkap dengan empat kursi untuk masing-masing meja.
Sejauh ini, Intiwhiz baru mengembangkan hotel kapsul di Mojokerto.
Kendati demikian, dalam waktu dekat hotel serupa akan dibuka di lokasi lain yang tidak terpaut jauh.
"Bulan depan kalau mau ke Bromo, saya juga mau bikin kapsul di Bromo. Ini di Bromo juga memang dibutuhkan, mereka dateng siang, malam naik, pagi sudah pulang. Sehingga mereka butuh kapsul," kata Presiden Direktur Intiwhiz Hospitality Management Moedjianto S Tjahjono.
Untuk investasi, ia menambahkan, hotel kapsul jauh lebih murah dibandingkan dengan hotel bintang dua. Sebagai gambaran, untuk setiap unit kapsul lengkap dengan fasilitas di dalamnya hanya butuh investasi Rp 100 juta.
Sementara, untuk hotel bintang dua investasi untuk konstruksi bangunan saja butuh sekitar Rp 270 juta, belum termasuk fasilitas di dalamnya. Tak ayal bila biaya menginap hotel kapsul relatif lebih murah dibandingkan hotel bintang dua, yaitu Rp 250.000 per malam.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Serunya Menginap di Hotel Kapsul Mojokerto (*)