Grid.ID-Hari ini diperingati sebagai Hari Ayah di Indonesia.
Hari Ayah di Indonesia pertama kali dideklarasikan di Solo pada tahun 2006, di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Di seluruh dunia, Hari Ayah diperingati pada tanggal yang berbeda-beda.
Misalnya menurut wikipedia, di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Turki, Pakistan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Filipina, dan Hongkong, Hari Ayah atau Father’s Day dirayakan pada hari Minggu di pekan ke tiga bulan Juni, dan dirayakan hampir di seluruh dunia yang dimulai sejak awal abad ke-12.
(Baca : Saat Lamaran, Syahnaz Sadiqah dan Jeje Govinda Mengaku Saling Tegang )
Biasanya Hari Ayah dirayakan dengan pemberian hadiah kepada ayah dan kegiatan kekeluargaan.
Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Laki-laki Internasional atau International Men's Day diperingati setiap bulan 19 November.
Dilansir dari Antaranews, Wakil Ketua Komisi Perlidungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati, di Hari Ayah Nasional 12 November ini mengingatkan peran strategis ayah dalam tumbuh kembang anak.
"Fatherless (ketidakhadiran ayah) secara umum akan berdampak bagi kepercayaan diri, kemampuan, beradaptasi, mengambil keputusan dan mengambil risiko, kematangan emosi dan psikososial," kata Rita Pranawati.
(Baca : Selamat Hari Ayah! Sosok Pahlawan Keluarga Yang Sering Terlupakan )
Menurut Rita Pranawati, pengasuhan tanpa ayah memiliki dampak bagi anak laki-laki dan perempuan dalam meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Bagi anak laki-laki tanpa ayah, akan berdampak pada agresivitas anak yang dapat menyebabkan keterlibatan dalam "kenakalan remaja".
Peran ayah untuk memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi sangat penting bagi anak laki-laki, tapi sayangnya ayah belum banyak terlibat.
Padahal, anak laki-laki membutuhkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi agar tidak terjerumus pada hal yang tidak baik.
Sedangkan bagi anak perempuan, ketiadaan ayah akan berdampak pada pengelolaan emosi anak, sulit mengambil keputusan dan cenderung mencari pengganti figur ayah.
Salah satu dampak yang dapat terjadi adalah pacaran berisiko bagi anak perempuan dan mencari figur yang dianggap nyaman sebagai pengganti figur ayah.
Karena itu, begitu pentingnya interaksi ayah terhadap anak meski dengan hal yang sederhana sekalipun, agar dapat turut memberi dampak positif bagi pertumbuhan anak.
Menurut Rita, para ayah harus memanfaatkan waktu kebersamaan dengan anak dengan sebaik-baiknya.
(Baca : Dapat Penghargaan Alumni Berprestasi ITS, Cak Lontong: Ini Sebuah Penghinaan Yang Luar Biasa ! )
Ayah perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang pengasuhan, komitmen untuk mengasuh dan waktu untuk beraktifitas bersama anak-anak.
Kehadiran teknologi misalnya video call tidak dapat menggantikan pentingnya kebersamaan dengan anak.
Akhirnya, keterlibatan ayah dalam tumbuh kembang anak akan sangat bermanfaat bagi generasi masa depan bangsa.
Selamat Hari Ayah! (*)