Beda dengan Mama, Papa lebih memiliki kestabilan emosi.
Emosi kaum perempuan kerapkali tidak stabil karena perubahan hormon, atau karena pada dasarnya kaum perempuan memang mengekspresikan sesuatu secara verbal.
Kestabilan emosi Ayah mengajarkan anak untuk mengontrol perasaannya.
Ayah tidak lekas menangis ketika tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, atau mengatasi masalah dengan membicarakannya baik-baik.
Kecerdasan emosi sangat penting bagi seorang anak dalam menghadapi kehidupan sosialnya kelak.
5. Kemandirian
Sebagai kepala keluarga, Papa dapat mengajarkan anak bagaimana menjadi pemimpin dalam lingkup yang kecil.
Ayah bisa mendorong anak untuk berinisiatif, dan berani melakukan sesuatu sendiri tentunya dengan pengawasan.
Misalnya, meminta anak membeli minuman di warung.
Atau, mengajak anak ke sekolah menumpang kendaraan umum.
(Baca : Foto Bareng, Natasha Wilona Sebut Verrell Bramasta Keluarga, Beneran Resmi nih? )
Hal ini untuk mempersiapkan anak karena Papa atau Mama tidak bisa selamanya menemani anak ke mana-mana.
Anak pun tidak akan terus merasa dilindungi, melainkan dapat melindungi dirinya sendiri.
Peran ayah dalam tumbuh kembang anak pada akhirnya membantu anak menjadi sosok yang mandiri.
Interaksi ayah dan anak akan membuat anak tidak tergantung pada orang lain saat berniat melakukan sesuatu. (Niken/Psychology Today/Parents)
Artikel ini sudah pernah tayang di Nakita, dengan judul: 5 Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak