Namun, selama empat hari di sana, tak ada perkembangan yang berarti.
Justru semakin parah, bercak-bercak itu meluas ke sekujur tubuh Farzana, mirip kulit yang melepuh.
"Kemarin belum sampai ke wajah dan mulutnya. Sekarang sudah tidak bisa diteteki lagi karena sudah menjalar ke mulutnya," ungkap Muallimah yang terus menangis di samping anaknya.
Tukang Pijat Kedatangan Pelanggan Malam Hari, Tak Disangka Pelanggannya Ternyata . . .
Warga Desa Trasak, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan mengaku ikhlas jika Farzana harus dirujuk ke Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya, Jumat (10/11/2017).
"Karena di Pamekasan tidak ada perkembangan, saya ikhlas dibawa ke Surabaya, mungkin di sana ada jalan untuk sembuh," ungkap Muallimah sedih.
Sementara suaminya, Muhamad Amir, ke sana kemari mencari biaya perawatan anak mereka selama di rumah sakit.
Amir awalnya juga keberatan jika putrinya itu harus dibawa ke Surabaya.
Pria yang bekerja sebagai tukang kebun di kantor Pemkab Pamekasan ini berpikir soal biaya yang akan ditanggungnya selama di Surabaya.
Namun, setelah dibujuk kerabatnya, Amir akhirnya mau.
Pihak Rumah Sakit Lalai dan Lepas Tanggung Jawab
Sementara itu, Direktur RSUD Dr Slamet Martodirdjo Pamekasan, Farid, saat dikonfirmasi, mengaku tidak ada laporan soal pasien anak tersebut. Pihaknya tidak bisa memberikan penjelasan soal penyakit yang dialami pasiennya.
"Saya di luar kota sekarang dan tidak tahu kalau ada pasien anak yang sudah empat hari dirawat di rumah sakit," kata Farid.
Ketua Komisi I DPRD Pamekasan, Ismail, yang menjenguk pasien ke rumah sakit mengaku bingung saat mengetahui penyakit yang dialami Firzana. Sebab, dokter yang menangani sal anak tidak ada di tempat.
"Saya kontak direktur rumah sakit juga tidak ada respons. Saya berharap anak tersebut segera mendapatkan prioritas penanganan karena kondisinya sudah emergency," ujar politisi Partai Demokrat Pamekasan ini. (*)