Find Us On Social Media :

Alasan Kamu Harus Nonton Konser Tulus, Sekali Seumur Hidup

By Ria Theresia, Kamis, 7 Februari 2019 | 12:54 WIB

Tulus saat membawakan konser Monokrom

Laporan wartawan Grid.ID, Ria Theresia Situmorang

Grid.ID - Penyanyi Tulus akhirnya sukses menggelar konser Monokrom keduanya di Istora Senayan Jakarta pada Rabu (6/2/2019) lalu.

Penyanyi asal Bukit Tinggi ini dalam press conference sebelumnya memang berjanji akan menyajikan acara musik yang berbeda.

Hal ini lantaran ia terkhususnya akan bercerita tentang dirinya sendiri.

Baca Juga : Tulus Tepati Janji Bawa Teater Boneka dan Mainkan Alat Musik Bansi dalam Konser Monokrom

Acara pertunjukkannya dimulai pukul 20.20 menit, sedikit terlambat dari waktu yang dijadwalkan.

Namun keseluruhan panggung musik malam itu berubah seperti halnya kita sedang menonton sebuah film yang dimusikkan.

Dirangkum dari 2,5 jam kebersamaan, Tulus menyanyikan 25 lagu dengan penggemarnya, Teman Tulus.

Baca Juga : Tulus Bercerita Tentang Masa Kecilnya di Konser Monokrom

Maka tidak berlebihan rasanya jika Grid.ID membuat alasan mengapa kamu harus menonton konser Tulus sekali seumur hidup.

1. Konser musik dengan panggung dan sajian musik yang maksimal

Banyak yang setuju kalau banyak gimmick yang ditawarkan Tulus dalam konsernya kali ini seperti mempersilahkan kru musiknya memainkan alat musik dari koper milik Tulus.

Baca Juga : Sore Ini, Kamu Bisa Dapatkan 253 Tiket Monokrom Tulus di Istora Senayan Jakarta

Momen tersebut mampu mengundang tawa penonton selama lebih dari lima menit.

Namun lebih daripada itu, Tulus menyuguhkan konser musik layaknya sebuah orkestra di awal dengan menyajikan musik medley dari karya-karya terkenalnya.

Saat menyajikan lagu Langit Abu-abu misalnya, Tulus menahan penonton untuk ikut bernyanyi meski ia tahu kalau penggemarnya begitu antusias malam tersebut.

Baca Juga : Tulus Bocorkan Kejutan Dalam Konsernya, Ada Teater Boneka Segala!

Tidak ada yang menyangka kalau lagu Langit Abu-abu akan dibawakan secara acapella dengan bantuan belasan backing vocal tanpa sayup sayup nyanyian dari penonton.

Yang tak kalah serunya, Tulus juga memainkan alat musik asal Sumatera Barat, Bansi, sesaat sebelum menyanyikan lagu Monokrom.

Lagu Sewindu yang dinyanyikannya menjelang penutupan dengan arasemen musik baru yang menguggah emosi, padahal lagu tersebut bercerita tentang kekecewaan.

Baca Juga : Tiketnya Ludes Dalam Waktu Singkat, Konser Monokrom Tulus Disamakan dengan Konser Blackpink

Tak sampai di situ, Tulus tidak mempersilahkan penontonnya pulang dengan lagu Pamit, namun dengan lagu Manusia Kuat yang dilantunkan dengan sangat enerjik bersama penari dan backing vocal-nya.

2. Cerita hidup Tulus membuat kita banyak berefleksi tentang diri sendiri

"Perkenalkan nama saya Tulus," ujarnya membuka pertunjukkan setelah membawakan lagu Baru.

Tidak ada di antara penonton yang mungkin tidak mengenalnya saat itu, karena konser tersebut dibawakan secara tunggal.

Baca Juga : Besok Tulus Gelar Konser Monokrom di Istora Senayan, Masih Ada 253 Tiket On The Spot!

"Saya lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat," sambungnya memulai percakapan.

Sejak kecil, pria yang mengenyam pendidikan di Bandung ini bercerita kalau ia selalu dicekoki berbagai jenis musik di rumahnya, baik itu musik lawas atau musik daerah.

Dari sana, Tulus mulai melantunkan lagu Monokrom, Teman Hidup ditemani sosok boneka kayu lelaki tua yang ia sebut abah, sosok kakek yang tidak pernah ia jumpai.

Baca Juga : Akan Kolaborasi, Siti Nurhaliza Mengaku Kagum saat Lihat Penampilan Pertama Tulus

Pelantun lagu Jangan Cintai Aku Apa Adanya ini juga memperkenalkan produser musiknya pada malam itu, yang tak lain tak bukan adalah kakaknya sendiri Riri Muktamar Rusydi.

Banyaknya lagu Tulus yang bercerita tentang hidup membuat kita, sekali lagi yang menonton pertunjukkannya lebih banyak berefleksi tentang diri kita sendiri, seperti juga tempat darimana kita berasal.

Tak ayal, dua lagu daerah yakni Mudiak Arau dan Onde Mande ia lantunkan pada Rabu (6/2/2019) malam, membuat kebanyakan penontonnya bergoyang.

Baca Juga : 6 Zodiak yang Dikenal Tulus Dalam Pertemanan Alias Nggak fake

2. Konser Tulus selalu menebarkan nilai positif

Selain bercerita tentang hidup melalui musiknya, Tulus juga berhasil menebarkan pengaruh positif kepada penontonnya.

Satu di antara contohnya adalah dengan membawa Rino, adik kandung Ari Renaldi, sutradara musiknya, seorang individu autistik yang berperan sebagai keybordist. Tulus menyanyikan lagu Teman Hidup dengan sangat sempurna.

Sebelumnya, Tulus bercerita kalau Rino memiliki kemampuan berkarya melalui musik yang sangat luar biasa, terlepas dari keterbatasannya yang bahkan bisa disamai dengan kemampuan kakaknya.

Baca Juga : Kerap Dituding Lakukan Pencitraan pada Aurel dan Azriel, Ashanty: Mencintai Mereka Benar-benar Tulus

Tak hanya itu, sebagai salah satu inisiator Teman Gajah, ia menyempatkan diri untuk memberikan aksesoris berupa boneka gajah yang ditandatanganinya sendiri dan dilempar ke arah penonton di area festival di tengah konser.

Belum, belum, ini belum selesai. Tulus juga menganjurkan penontonnya mendukung program 'Ayo Bantu Guru Belajar Lagi' dengan cara membeli merchandise berupa boneka gajah tersebut.

Baca Juga : Rayakan Hari Ibu, Tulus Persembahkan Puisi Manis untuk Sang Bunda

So, sudah punya ancang-ancang ingin saksikan konser Tulus berikutnya?

(*)